Hadapi Inflasi Jelang Ramadan, Begini Kata BI Yogyakarta

10 Maret 2023, 11:09 WIB
Grafik inflasi DIY /Jogjakota.go.id

KABAR SLEMAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia DI Yogyakarta menegaskan, perlu adanya pencermatan terhadap inflasi harga-harga di wilayah Jogja. Sebab, sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan, momen Idul Fitri, dan libur anak sekolah.

"Terutama kelompok pangan yang biasanya menjadi penyumbang inflasi di bulan puasa dan Idul Fitri, seperti angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, dan tarif kereta api," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan sat hadir pada High Level Meeting (HLM) TPID Kota Yogyakarta di Bali Kota Yogyakarta, seperti dikutip dari jogjakota.go.id, Jumat (10/3/2023).

Baca Juga: Danlanud Adisutjipto Bakal Kembangkan Aerowisata di Yogyakarta

Dia pun memberikan usulan rekomendasi pengendalian inflasi persiapan Bulan Ramadan dan Idul Fitri secara jangka pendek dengan pemantauan secara periodik stok dan harga komoditas utama. Lalu penguatan sharing informasi ketersediaan stok dan harga barang antara kabupaten kota untuk meminimalkan disparitas harga dan stok, operasi pasar, koordinasi dengan pemasok utama, penggunaan uang elektronik dan monitoring kesiapan dan koordinasi dengan penyedia jasa angkutan. 

"Tidak hanya operasi pasar jelang Ramadan dan Idul Fitri, bisa juga adakan pasar murah. Perlu juga ada himbauan ke masyarakat untuk berbelanja secara bijak," katanya.

Budi menyebutkan, inflasi di Kota Yogyakarta menjadi representasi di DIY. Inflasi di DIY tahun 2022 pada level 6,49 persen year on year (yoy). Pada Februari 2023 DIY mengalami inflasi 0,27 persen month to month (mtm), lebih tinggi dibandingkan Januari 2023 0,17 persen mtm. Secara tahunan inflasi DIY Februari 2023 pada angka 6,28 persen yoy. 

"Memang relatif tinggi apabila dibandingkan dengan tingkat nasional. Ini didorong oleh pola musiman dari komoditas pangan. Kenaikan beras masih menjadi penyebab utama inflasi di Kota Yogyakarta di bulan Februari, karena musim panen baru dimulai Maret," jelasnya.

Baca Juga: Bantul Bakal Jadi Tuan Rumah ARDEX-23

Sementara itu, Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi mengemukakan, Pemkot Yogyakarta bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyiapkan strategi pengendalian inflasi daerah. Terutama menjelang bulan Ramadan sampai Hari Raya Idul Fitri.

Salah satunya dengan mengadakan High Level Meeting (HLM) TPID Kota Yogyakarta untuk meningkatkan koordinasi dan strategi pengendalian inflasi daerah 

Menurutnya, kondisi inflasi di Yogyakarta saat ini cenderung naik. Apalagi menghadapi Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, sehingga harus menyiapkan strategi agar inflasi daerah bisa dikendalikan.

"Menjelang Ramadan itu persoalan-persoalan bahan pokok akan tinggi, maka mari kita coba antisipasi dari awal. Kita harus siapkan strategi yang agar inflasi bisa kita kendalikan dengan baik," tandasnya.

Dia berharap l, dalam kegiatan HLM bisa menghasilkan langkah-langkah yang dapat dilakukan semua pihak terkait guna mengendalikan inflasi daerah. Di samping itu perlu memperkuat kerja sama lintas sektor, sehingga menghasilkan kebijakan program yang tepat sasaran agar inflasi tidak naik. 

Baca Juga: Cek Event Menarik di Jogja Akhir Pekan ini, Nomor Dua Curi Perhatian

Manajer Pengadaan Bulog Kanwil DIY, Fanshuri pada kesempatan yang sama mengungkapkan, stok kebutuhan pokok di Bulog DIY saat ini beras 2.053 ton, gula pasir sekitar 87 ton, minyak goreng 127.108 liter, tepung terigu 2 ton, dan daging 300 ton.

"Stok beras ini bisa sampai tiga bulan ke depan atau Mei. Di bulog ada sistem untuk mengecek realtime. Kalau kurang secara sistem akan dikirim. Jika Yogya kurang akan diambil di wilayah terdekat," ungkapnya.

Editor: Afani Sastro

Sumber: jogjakota.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler