Mengenal Makna Tradisi Nyadran dari Jawa Tengah, Bentuk Penghormatan untuk Leluhur

- 25 Februari 2024, 15:05 WIB
Tradisi Nyadran
Tradisi Nyadran /menpan.go.id/

KABAR SLEMAN – Bagi masyarakat Jawa terutama Jawa Tengah dan Yogyakarta tentu sudah sering mendengar tentang tradisi Nyadran yang dilakukan setiap menjelang bulan Ramadhan sekaligus bentuk penghormatan bagi leluhur.

Tradisi Nyadran juga dikenal dengan sebutan Sadranan atau Ruwahan. Biasanya tradisi ini dilakukan di musala, masjid setempat dan kuburan. Nyadran juga dilakukan untuk mengirimkan doa pada para leluhur.

Selain mengirim doa, tradisi Nyadran juga bisa melakukan bersih-bersih desa, makam, ziarah, selamatan, hingga sedekah bumi.

Baca Juga: Mengenal Tradisi ‘Padusan’ dari Jawa Tengah untuk Penyucian Diri Menyambut Ramadhan

Sejarah dan Kegiatan Tradisi Nyadran

Istilah Nyadran berasal dari bahasa Sansakerta yang artinya keyakinan. Tradisi ini merupakan budaya yang telah dijalankan para leluhur dan merupakan bentuk akulturasi dari budaya Jawa dengan islam.

Nyadran memiliki makna nilai-nilai kebaikan dari para leluhur dan mengingatkan diri bahwa manusia pada akhirnya akan mengalami kematian. Selain itu Nyadran juga dilakukan untuk melestarikan budaya gotong royong di masyarakat.

Kegiatan Tradisi Nyadran

Meski tradisi Nyadran di tiap wilayah beragam. Masyarakat Jawa umumnya menjalani tradisi Nyadran dengan kegiatan seperti berikut ini:

Baca Juga: 5 Tradisi Tahun Baru Imlek, Menarik dan Syarat Akan Makna

1. Bersih-bersih dan ziarah makam

Kegiatan bersih-bersih dan ziarah makam terdekat atau makam leluhur merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan saat Nyadran. Masyarakat juga membawa hasil bumi ke area pemakaman.

2. Doa bersama

Doa bersama merupakan kegiata yang umum dilakukan setelah bersih-bersih makam. Kegiatan ini bertujuan untuk memanjatkan puji syukur pada Sang Pencipta sekaligus mendoakan para leluhur.

Nyadran juga dijadikan momen bagi masyarakat untuk saling bermaaf-maafan sebelum melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

3. Makan bersama

Makan bersama dilakukan setelah doa bersama. Seluruh warga akan diundang untuk makan bersama. Tujuannya adalah untuk memperkuat tali persaudaraan antar warga.

Makanan yang disajikan juga berbeda sesuai dengan kemampuan masyarakat di wilayah setempat.

4. Perayaan atau kenduri

Kenduri merupakan kegiatan dala Tradisi Nyadran yang opsional, bisa dilakukan atau tidak. Kegiatan ini biasanya diisi dengan pertunjukan wayang kulit atau menggelar acara shalawatan.

Baca Juga: Jamasan Pusaka, Salah Satu Tradisi di Keraton Kacirebonan di Awal Bulan Muharram

Pelaksanaan Nyadran 2024

Merujuk pada kalender Hijriah rilisan Kemenag RI, tanggal 1 bulan Ramadhan 1445H akan jatuh pada Selasa 12 Maret 2024 dalam kalender masehi.

Waktu pelaksanaan tradisi Nyadran biasanya dilakukan berbeda-beda. Umunya tradisi Nyadran dilakukan di bulan Ruwah atau Syaban. Saat ini, bulan Syaban 1445H jatuh pada 11 Februari 2024.

Bulan Syaban 1445H berlangsung selama 30 hari atau berakhir pada 11 Maret 2024. Bagi masyarakat yang ingin menggelar tradisi Nyadran bisa melakukan pada waktu tersebut. ***

 

Editor: Boim


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah