Antam Menyebut Harga Emas Akan Terus Naik, Ini Penjelasannya

14 Maret 2023, 16:07 WIB
Info Harga Emas Antam Hari Ini 1 Gram, Naik Rp 5.000 Jadi Rp 1.054.000 /Foto/Tangkapan layar logammulia.com

KABAR SLEMAN—Branch Manager PT Antam Yogyakarta, Putu Darmawan memprediksikan harga emas masih akan terus meningkat. Kenaikan harga emas yang terjadi belakangan, belum mencapai titik puncaknya. Banyak faktor diyakini masih akan mendorong kenaikan harga emas dunia, termasuk di Indonesia. Selain perang Rusia-Ukraina, meningkatnya angka pengangguran serta bangkrutnya Silicon Valley Bank di Amerika Serikat, ikut mempengaruhi kenaikan harga emas.

Harga emas terbaru hari ini naik Rp10.000 pergram. Harga ini mengalami lonjakan, lantaran kenaikan harga emas biasanya tidak ekstrem, berkisar Rp 1000 hingga Rp 3000 pergram. Sekarang ini, harga emas berada di level Rp1.064.000 per gram. Antam mencatat tren kenaikan harga emas ini diyakini akan terus berlanjut hingga Idul Fitri atau Lebaran nanti.

“Belum setinggi harga saat pandemi dulu yang mencapai Rp1,1 juta pergram. Tapi ini sudah mendekati harga tertinggi saat pandemi,” kata Putu Darmawan, usai Perjanjian Kerjasama Wholesale PT Antam dengan Hakabe Gold Jewelry di Jogja.

Baca Juga: Lima Negara Timur Tengah Tertarik Kerja Sama dengan Kota Cirebon, di Bidang Perdagangan dan Pariwisata

Berdasarkan tren, penjualan emas Antam terus meningkat sejak 2022. Bahkan, pada Februari 2023 penjualan emas Antam di Jogja hampir menyentuh 30 kilogram. Memang dia mengakui, kenaikan harga emas ini mengoreksi angka penjualan. Penjualan emas justru menurun belakangan. Namun ia meyakini, kenaikan harga emas masih akan terus berlanjut. Ini menjadi kesempatan bagi mereka yang ingin investasi dengan membeli emas.   

“Sekarang penjualan melandai karena harga emas naik. Tren di Jogja biasanya masih wait and see.Kalau harga naik, biasanya pada ikut beli. Namun kami optimistis emas akan semakin bersinar lagi,” kata Putu.

Pemilik Hakabe Gold Jewelry (HKJ) dr Vera Kurniawati mengatakan, selain perang Rusia Ukraina peningkatan harga emas dipicu oleh kebangkrutan Silicon Valley Bank di Amerika Serikat.

“Bangkrutnya Silicon Valley Bank, ikut memengaruhi. Ekspektasi The Fed (Bank Sentral AS) tidak akan agresif dan memicu kenaikan harga emas,” kata Vera.

Baca Juga: All New Astra Daihatsu Ayla Tak Akan Mundur Saat Berhenti di Tanjakan, Ini Rahasianya

Di Yogyakarta, logam mulia kini mulai menjadi tren kepemilikan emas. Penjualan perhiasan emas, sekarang kalah jauh dibandingkan dengan penjualan logam mulia. Hal ini menandaskan emas sekarang telah berubah menjadi wahana investasi.

Menurut Vera, saat ini penjualan emas berupa perhiasan telah kalah jumlahnya ketimbang logam mulia. Dalam sebulan pihaknya mampu menjual logam mulia rata-rata sekitar 10-11 kilogram.

“Sekarang kami lebih banyak menjual logam mulia ketimbang perhiasan. Konsumen lebih memilih logam mulia dibanding dengan perhiasan emas. Sebab biaya produksi perhiasan lebih banyak, sehingga ikut memengaruhi biaya penyusutan,” katanya.

Hal ini berbeda dengan logam mulia, yang harganya tidak mengalami penyusutan. Nilai logam mulia akan stabil mengikuti harga emas dunia. Menurutnya, tren dunia sekarang juga sama, yakni lebih dominan berinvestasi dalam bentuk logam mulia dibanding menabung uang.”Nilai emas batangan atau logam mulia lebih stabil,”kata dia.

Vera mengaku senang, pihaknya ditunjuk oleh PT Antam sebagai distributor.  Hekabe Gold Jewerly kini menjadi toko emas yang pertama sebagai distributor logam mulia di DIY. ***

Editor: Diasta Rama

Tags

Terkini

Terpopuler