Mau Belajar Investasi? Saham Disebut Masih Memberikan Return yang Baik

13 Mei 2023, 06:32 WIB
Merencanakan investasi /Pixabay

KABAR SLEMAN—Dalam berinvestasi, ada banyak strategi yang dapat disesuaikan dengan profil risiko dari masing-masing investor. Menurut Chief Investment Officer Sinarmas Asset Management, Genta Wira Anjalu, investasi adalah lawan dari inflasi.

Lantas instrumen investasi apa yang paling baik?. Berdasarkan kinerja tahun 2009 sampai 2019, maka saham memiliki return paling tinggi 11,7 persen p.a, disusul obligasi 9,88 persen p.a, emas -3.62 persen p.a, serta deposito 5 persen p.a. Meski demikian, dari total lebih dari 700 emiten di pasar modal hanya 30 persen di antaranya yang memberikan return lebih tinggi dari IHSG.

“Untuk itu pentingnya menimbang kembali profil risiko masing-masing untuk menyesuaikan dengan tujuan keuangannya,” kata Genta, dalam sessi literasi keuangan dan investasi bertajuk ”SimInvestival Goes to Office: Smart Investment for Long Haul”.

Diskusi ini diselenggarakan oleh SimInvest sebagai platform investasi saham dan reksa dana online inovasi dari Sinarmas Sekuritas berkolaborasi dengan Smartfren. Kegiatan dimaksudkan untuk mengajak generasi 5G yang melek teknologi komunikasi canggih dalam mempersiapkan masa depan finansial yang lebih baik.

Baca Juga: Aplikasi Game Penghasil Saldo DANA Terbaru Tahun 2023, Terbukti Membayar

Sabam Maruli, Distribution Journey Officer Smartfren mengatakan, cukup banyak alasan untuk setiap orang merencanakan keuangan sejak dini hidupnya di masa depan. Setiap orang memiliki tujuan keuangan berbeda-beda dalam merencanakan hidupnya. Ada yang ingin mempersiapkan masa pensiun sejak dini, ada yang ingin membeli rumah atau kendaraan, ada pula yang ingin membuka usaha sendiri, dan lain sebagainya.

Bahkan, tidak sedikit orang yang sejak awal bekerja atau berkarir, sudah ingin pensiun dan ingin hidup lebih enak dan mudah dengan investias. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk memiliki perencanaan keuangan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan masing-masing.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati mengamini ada banyak alasan orang pensiun, mulai dari pilihan hingga keterpaksaan. “Usia pensiun di Indonesia itu 56 sampai 57 tahun. Itupun kalau kita bisa terus survive terus untuk bekerja di perusahaan. Ada yang bahkan sebelum usia pensiun terpaksa berhenti bekerja karena berbagai alasan. Maka dari itu, kita harus memikirkan risiko-risiko tersebut agar punya keleluasaan dan ketenangan dalam menjalani hidup,” ujar Ike.

Baca Juga: Tanpa KTP! Cara Pinjam Uang di Aplikasi BANK RAYA Langsung Cair

Kemudian, Ike juga mengajak para peserta untuk mulai berinvestasi, mulai dari uang kecil, lalu besarannya dinaikkan secara bertahap. Jika untuk perencanaan pensiun, maka instrumen investasi yang dipilih diprioritaskan sisi keamanannya untuk jangka panjang.

Waspada Investasi Bodong

Dalam seminar, Head of Strategic and Business Development Sinarmas Sekuritas, Eyfrel Likuajang menjelaskan, banyak strategi untuk memulai investasi.

Salah satunya adalah dengan nilai investasi yang kecil terlebih dulu, sembari terus mengasah dan mempelajari investasi yang dijalankan.

Eyfrel juga mengingatkan adanya risiko besar, yang kerap menjadi hambatan dalam investasi. Salah satu hambatan dalam merencanakan keuangan, adalah tergiur iming-iming keuntungan yang besar,  seperti yang dialami banyak korban investasi palsu atau investasi bodong.

Baca Juga: Link Apk Game Penghasil Uang Terbaru 2023, Terbukti Membayar

“Sebagian besar korban terbuai dengan iming-iming imbal hasil besar dan berpikir bahwa ada cara cepat mendapat keuangan. Ciri khas dari investasi bodong ini antara lain iming-iming imbal hasil yang pasti dan tidak masuk akal, tidak ada izin usaha, dan biasanya menggunakan skema ponzi atau money game,”jelas Eyfrel. ***

Editor: Diasta Rama

Tags

Terkini

Terpopuler