Fenomena El Nino di Indonesia: Ketahui Dampak dan Penyebabnya

- 7 Oktober 2023, 22:35 WIB
Lahan pertanian warga di Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat kering akibat terdampak fenomena El Nino dalam sebulan terakhir.
Lahan pertanian warga di Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat kering akibat terdampak fenomena El Nino dalam sebulan terakhir. /ANTARA/Pradita Kurniawan Syah)

KABAR SLEMAN – Fenomena El Nino di Indonesia menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diprediksi akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023 atau bahkan hingga akhir tahun.

Mengutip laman BMKG, Dwikorita Karnawati selaku Kepala BMKG mengatakan masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan terjadi pada bulan November 2023. Ada juga harapan masuknya angin monsun dari arah Asia mulai November yang berpotensi turun hujan.

Meski begitu, ia menghimbau agar masyarakat harus tetap waspada saat menyalakan api akibat kondisi saat ini yang masih kering dan berpotensi terjadi kebakaran.

“Alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk mulai November, jadi InsyaAllah akan mulai turun hujan di bulan November,” ungkap Dwikorita.

“Artinya pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan sehingga diharapkan kemarau kering InsyaAllah berkahir secara bertahap,” sambungnya.

Baca Juga: Awal Musim Hujan di Jateng Diperkirakan Mundur di November, BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorogis

Apa itu fenomena El Nino?

Mengutip lama BMKG NTB, El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Akibat pemanasan tersebut meningkatkan pertumbuhan awan di Samudera Pasifik, sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia. Dengan begitu, El Nino mengakbatkan kondisi kekeringan di Indonesia.

El Nino dalam sejarahnya diambil dari bahasa Spanyol yang artinya “anak kecil”. Seorang nelayan asal Amerika menemukan fenomena air hangat di Samudra Pasifik pada 1600 an. Mereka menyebut peristiwa itu sebagai El Nino de Navidad karena bisa bertahan hingga bulan Desember.

El Nino bisa terjadi akibat perairan yang menjadi hangat di Pasifik Timur. Kondisi ini terjadi setelah angin pasat yang bertiup dari timur ke barat di sepanjang Pasifik khatulistiwa menjadi lambat atau berbalik arah seiring perubahan tekanan udara.

Halaman:

Editor: Boim


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x