KABAR SLEMAN—Desa Wisata Tanjung, Kalurahan Donoharjo Kapanewon Ngaglik, ternyata memiliki potensi terkait kesehatan. Potensi ini sudah ada bahkan sejak zaman perang kemerdekaan.
Meski belum modern, cara menjaga dan memelihara kesehatan bagi warga di Tanjung sudah dikenal sejak dulu. Salah satunya adalah melalui jamu tradisional dan pijat.
Tokoh masyarakat di Desa Wisata Tanjung, Saptono Budi Samudra mengungkapkan, kemampuan masyarakat di Tanjung dalam hal menjaga kesehatan sudah dikenal sejak dulu.
“Hasil riset kami, Kantor Kepala Desa Tanjung, ternyata dulunya pernah digunakan untuk rumah sakit. Agaknya, pendirian rumah sakit di desa ini bukan tanpa alasan. Sebab masyarakat secara umum memiliki kemampuan di bidang kesehatan melalui jamu tradisional. Ini sangat berguna bagi para pejuang kemerdekaan kala itu,” kata Sapto yang juga Ketua Panitia Festival Traditional Healing and Relaxing Tourism di Tanjung.
Baca Juga: 7 Tips Memulai Hidup Minimalis, Agar Hidup Lebih Sehat dan Menyenangkan
Kegiatan digelar di Joglo Tanjung yang terletak di Desa Wisata Tanjung, Kalurahan Donoharjo, Ngaglik, Sleman. Bupati Sleman Kustini, ikut hadir sekaligus mencanangkan Desa Wisata Tanjung tersebut sebagai Traditional Healing and Relaxing Tourism.
Saptono Budi Samudra, menerangkan bahwa di Desa Wisata Tanjung, ada sebuah rumah joglo yang merupakan cagar budaya dan telah berusia lebih dari 200 tahun.
Joglo tersebut awalnya adalah Kantor Kepala Desa Tanjung, yang kemudian pada saat era perang kemerdekaan Indonesia dialihfungsikan menjadi rumah sakit bagi para pejuang kemerdekaan.
“Atas dasar historis ini, akhirnya kami lakukan penelitian. Dan ternyata keberadaan rumah sakit ini mungkin karena masyarakat di sini punya potensi di bidang kesehatan. Diantaranya pijat tradisional dan kemampuan membuat jamu,” jelasnya.