Geliat Margoluwih, Mulai Konsep Minapadi yang Diakui Dunia, Kuliner dan Fesyen hingga Kerajinan Tangan

- 31 Mei 2023, 17:31 WIB
Kustini Sri Purnomo meninjau program Kalurahan Inovatif di Magoluwih Seyegan, Rabu (31/5/2023).
Kustini Sri Purnomo meninjau program Kalurahan Inovatif di Magoluwih Seyegan, Rabu (31/5/2023). /Humas Pemkab Sleman/

KABAR SLEMAN—Kalurahan Margoluwih di Kapanewon Seyegan, menjadi kalurahan inovatif di Kabupaten Sleman. Agenda evaluasi kalurahan inovatif masih dilakukan Bupati Kustini Sri Purnomo untuk menggali kreativitas dan potensi dari warga Sleman, termasuk di Margoluwih.

Rabu (31/5/2023), Bupati Kustini meninjau langsung pelaksanaan kalurahan inovatif di kantor Kalurahan Margoluwih.

Tiba di lokasi, Bupati meninjau stand UMKM yang diisi oleh hasil karya masyarakat Margoluwih seperti, olahan kuliner, kreasi fashion, hingga kerajinan tangan.

Bupati mengapresiasi karya masyarakat Margoluwih, terlebih lagi melihat ada beberapa produk kuliner yang berhasil didistribusikan hingga mancanegara.

Baca Juga: Ngeri! Tangan Karyawan Pabrik Bakpia Ini Tergencet Mesin, Untung Selamat

“Kita patut bangga dengan hasil kreasi masyarakat di Kalurahan Margoluwih ini. Tadi ada kreasi kripik, es krim, susu, jamu, sampai ada yang diolah menjadi frozen food dan berhasil sampai mancanegara. Ini menjadi salah satu efek baik dari program kalurahan inovatif yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Bupati.

Sebagaimana diketahui, Margoluwih, menjadi wilayah kalurahan yang cukup mendapat sorotan di DIY, bahkan nasional dan dunia.

Badan Pangan Pertanian PBB atau FAO, memberikan pengakuan terhadap  konsep minapadi yang dikembangkan di Dusun Cibluk, Margoluwih, Seyegan. FAO menyebut, minapadi merupakan inovasi sukses dari pertanian tradisional.

Sejak 2015 FAO bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, mulai menghidupkan kembali kearifan tradisional dalam pertanian, melalui inovasi minapadi berbasis kluster di Sleman.

“Konsep serupa juga dikembangkan di Kabupaten Limapuluh Kota Sumatra Barat seluas 25 hektar tiap lokasi,” kata FAO Representative di Indonesia Mark Smulders saat berkunjung ke Cibluk, Seyegan kala itu.

Baca Juga: Ngaku Jadi Korban Klitih, Pria di Jogja Ternyata Buat Laporan Palsu, Polresta Yogyakarta: Lukanya Disayat Send

Bupati berharap, melalui program kalurahan inovatif ini turut memberikan andil dalam menekan angka stunting dan pengelolaan sampah di masing-masing kalurahan.

Lurah Margoluwih, Sunaryo, melaporkan terdapat beberapa inovasi yang telah disiapkan pihaknya, mulai dari bidang kesehatan, layanan administrasi kependudukan, sosial, pertanian, hingga pengelolaan sampah.

Sunaryo menjelaskan beberapa inovasi Kalurahan Margoluwih di antaranya, Jemput Bola Masyarakat Tata Bayar Pajak (Jempol Mata Baja), Tanam Jajar Legowo (Tajarwo), Keluarga Berduka Desa Beraksi (Lukadesi), Barak Tanpa Kumuh Indah dan Nyaman (Bartakum Iman), dan lain sebagainya.

Baca Juga: Mau Melihat Sebagian Hasil Kurikulum Merdeka, Yuk Datang ke Sleman School Expo

“Dengan inovasi ini, kami harap dapat menumbuhkan rasa saling memiliki di antara warga, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan serta kenyamanan bagi masyarakat Kalurahan Margoluwih,” kata Sunaryo. ***

Editor: Diasta Rama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x