Hajad Dalem Labuhan Parangkusumo: Rangkaian Peringatan 36 Tahun Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X

12 Februari 2024, 09:31 WIB
Hajad Dalem Labuhan Parangkusumo Bantul Rangkaian Peringatan 36 Tahun Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB XHajad Dalem Labuhan Parangkusumo Bantul Rangkaian Peringatan 36 Tahun Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X /Humas Pemda DIY/

KABAR SLEMAN - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Kraton Jogja menggelar tradisi Hajad Dalem Labuhan di Pantai Parangkusumo, Kretek, Bantul, Minggu, 11 Februari 2024.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, gelaran tradisi Hajad Dalem Labuhan ini selalu diikuti warga yang antusias ingin menyaksikan proses ubarampe (perlengkapan) yang dihanyutkan di pantai selatan ini.

Sebagai informasi, gelaran Hajad Dalem ini menjadi penutup rangkaian peringatan 36 tahun Tingalan Jumenengan Dalem (Ulang Tahun Kenaikan Takhta) Sri Sultan Hamengku Buwono X menurut hitungan kalender Jawa pada 29 Rejeb atau bertepatan 10 Februari 2024.

Baca Juga: Sultan HB X Dampingi Jokowi Serahkan Bantuan Pangan CBP di Sleman

Labuhan sendiri berasal dari kata labuh yang berarti membuang, meletakkan, atau menghanyutkan. Labuhan dalam tradisi ini memiliki beberapa fungsi antara lain yaitu sebagai upaya panyuwunan (permohonan), atur panuwun (ucapan terima kasih), napak tilas (mengenang kembali), dan memayu hayuning bawana (memperindah dunia).

Salah satu Abdi Dalem yang turut serta, Budi menjelaskan, kegiatan labuhan ini sudah menjadi rutinitas tahunan yang diadakan setiap bulan ruwah. Artinya, kegiatan ini juga mengawali menjelang bulan puasa dan sebagai tanda rasa syukur keraton.

"Jadi tidak menyimpang dari aturan agama. Dari pihak keraton itu memakai yang utama memang agama dan kedua budaya,” jelasnya.

Baca Juga: Sultan HB X Terima Salinan 120 Manuskrip Jawa dari Dubes Inggris

Penasaran dengan isi ubarampe apa saja?

Masih dalam rangkaian peringatan 36 tahun Kenaikan Takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X, prosesi Hajad Dalem Labuhan tak hanya dilaksanakan di Pantai Parangkusumo, tetapi juga digelar di Gunung Merapi dan Gunung Lawu. Prosesi labuhan pada dua lokasi tersebut dilaksanakan pada Senin, 12 Februari 2024.

Sebelumnya, rangkaian Hajad Dalem Tingalan Jumenengan Dalem diawali dengan prosesi Ngebluk pada Kamis, 8 Februari 2024, Ngapem pada Jumat, 9 Februari 2024, dan Upacara Sugengan pada Sabtu, 10 Februari 2024.

Dalam labuhan ini, ubarampe yang akan dilabuh sebelumnya telah diinapkan semalam di Bangsal Srimanganti. Ubarampe diberangkatkan dari Keraton Yogyakarta sekitar pukul 08.00 WIB yang dilepas oleh KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat, KPH Notonegoro, dan KPH Yudanegara kepada para Abdi Dalem yang bertugas untuk menuju Pantai Parangkusumo.

Baca Juga: Royal Wedding Yogyakarta Putra Paku Alam X, BPH Kusumo Kuntonugroho Menikahi Dokter Laily Annisa

Terdapat kurang lebih 30 macam ubarampe disiapkan, berisikan antara lain perangkat pakaian hingga potongan rambut dari Sri Sultan. Sebelum dibawa menuju kompleks petilasan Cepuri Parangkusumo, ubarampe tersebut terlebih dahulu diserahkan kepada Kepala Kundha Kabudayan Bantul Mas Riya Praja Setyo mewakili Bupati Bantul di Pendapa Kapanewon Kretek Bantul oleh Utusan Dalem yang diwakili KRT Wijaya Pamungkas.

Dari pendapa Kapanewon Kretek tersebut, ubarampe dibawa menuju Pendapa Cepuri Parangkusumo. Ubarampe tiba sekitar pukul 10.00 WIB untuk diserahkan kepada Juru Kunci Cepuri Parangkusumo Mas Wedana Surakso Jaladri kemudian kelengkapan ubarampe yang dibawa dicek kembali dan didoakan.

Ubarampe labuhan ini terdiri dalam tiga jenis wadah sesaji yakni Pengajeng, Pendherek, dan Lorodan Ageman Dalem. Setelah didoakan, ubarampe di bawa ke bibir pantai, kemudian dilabuh ke Samudra Hindia. Masyarakat yang telah memadati bibir Pantai Parangkusumo pun dengan antusias turut melabuh sekaligus memperebutkan benda lain dari sesaji labuh yang konon dipercaya membawa berkah.***

 

Editor: Boim

Sumber: Humas Pemda DIY

Tags

Terkini

Terpopuler