Keraton Yogyakarta Pamerkan Vegetasi Historis dan Filosofis

- 6 Maret 2023, 10:19 WIB
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka Pameran Narawandira Tingalan Jumenengan di Bangsal Sri Manganti, area Kedhaton Keraton Yogyakarta
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka Pameran Narawandira Tingalan Jumenengan di Bangsal Sri Manganti, area Kedhaton Keraton Yogyakarta /Jogjaprov.go.id

"Pada titik ini, falsafah Hamemayu Hayuning Bawana dari Pangeran Mangkubumi begitu selaras untuk diejawantahkan. Menjaga dan merawat keserasian dunia menjadi tugas yang semestinya diemban oleh manusia seutuhnya, seperti halnya judul pameran Narawandira, manusia yang menjadi agen kontinu,” kata Gubernur DIY ini.

Dalam satu siklus sangkan paran, Sultan menekankan alam memegang peran penting di dalamnya. Tidak sekadar berbicara mengenai upacaranya, tetapi keterlibatan alam dalam setiap upakaranya.

"Kiranya benar bahwa hamemayu hayuning bawana tidak hanya bertumpu pada menjaga alam secara murni, melainkan mengolah sumber daya dari pertiwi sebagai bagian dari kehidupan secara utuh," tuturnya.

Baca Juga: KemenkumHAM DIY Wacanakan Buka Kantor Imigrasi di Bandara YIA

Kedekatan keraton dengan alam sejatinya telah termaktub dalam babad maupun arsip-arsip lokal. Pangeran Mangkubumi dengan prinsip ‘Salumahing bumi lan sakurebing langit kagunganing nata’’ lebih dahulu membuka hutan beringin untuk dijadikan pusat pemerintahan baru dari Mataram di Yogyakarta.

Kawasan hutan beringin pun diubah menjadi lahan-lahan pertanian, perkebunan, hingga taman dan pesanggrahan untuk memenuhi ruang hidup seey pemerintahan. Masing-masing kawasan kemudian berkembang ada pesat hingga Yogyakarta menjadi daerah yang kaya akan sumber daya alam agraris.

“Pameran yang bertepatan dengan Perayaan Hari Penegakan Kedaulatan Negara ini menandai keterbukaan Keraton, agar khususnya bisa mencapai sasaran pengunjung generasi digital yang dituju. Silakan hadir, seraya merefleksi sejarah budaya dan tradisi lama, yang semoga pengalaman yang tak terlupakan ini dapat menjadi pelajaran kita bersama,” jelasnya.

Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Nityabudaya GKR Bendara yang juga Ketua Pelaksana mengutarakan, lebih dari 10 dekade setelah peradaban hutan beringan dibangun Pangeran Mangkubumi, Yogyakarta menjelma menjadi kota kerajaan yang subur Tanah agraris.

Baca Juga: Kota Jogja Potensial Pengembangan Industri Kreatif, Pj Wali Kota: Yang Menarik Munculnya Bisnis Anak Muda

"Kedekatan keraton dengan alam pun secara kontekstual dimanifestasikan dalam falsafah Hamemayu Hayuning Bawana," ucapnya.

Halaman:

Editor: Afani Sastro

Sumber: jogjaprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah