Koesdjono (Jon alias John Koeswoyo) (1932-2022),
Koesdini (Dien-perempuan) (1934),
Koestono (Ton alias Tonny Koeswoyo) (1936-1987),
Koesnomo (Nom Alias Nomo Koeswoyo) (1938),
Koesyono, (Yon alias Yon Koeswoyo) (1940-2018),
Koesroyo (Yok alias Yok Koeswoyo) (1943),
Koestami (Miyi - perempuan) (1945),
Koesmiani (Ninuk-perempuan) (1947).
Dari silsilah keluarga, mereka termasuk generasi ke 7 keturunan (trah) Sunan Muria di Tuban. Ibu mereka adalah keponakan dari Bupati Tuban pada zaman penjajahan Belanda saat itu.
Masa kecil Nomo dilalui di kota Tuban, Jawa Timur bersaudara saudara-saudaranya. Tahun 1952 keluarga Koeswoyo pindah ke Jakarta mengikuti mutasi Sang ayah berkarier hingga pensiun sebagai pegawai negeri di Kementrian Dalam Negeri.