KABAR SLEMAN - Kisah haru seorang anak di Kota Cirebon bernama Arya Randi Pratama yang diduga mengalami depresi setelah HP miliknya dijual orangtua, menggugah empati banyak pihak. Termasuk salah satunya Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih.
Menurut Ade Cahyaningsih, diperlukan perhatian dan terapi yang berkelanjutan untuk dapat membantu mengembalikan anak tersebut pulih. Ia juga menyoroti bahwa anak tersebut, meskipun pendiam, memerlukan bantuan terapi yang konsisten untuk mengatasi kesedihan yang dalam.
Sebelumnya, Arya yang merupakan siswa kelas 6 SDN Sidamulya Kota Cirebon ini diduga mengalami gangguan psikis akibat HP dijual orangtua. Arya kerap marah-marah jika melihat teman laki-laki. Ia juga sering mengamuk, bahkan memukuli dirinya sendiri.
Dalam upaya pemulihan, memang pihak keluarga telah berusaha maksimal, namun tantangan ekonomi yang dihadapi membuat situasi semakin rumit.
“Saya meluangkan waktu untuk memahami situasi anak tersebut. Meski demikian, ada konflik internal di dalam keluarga yang juga perlu ditangani,” ungkap Ade Cahyaningsih.
![Siti Anita, ibu dari Arya Randi Pratama](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/05/13/3890672644.jpeg)
Dalam wawancara, dengan ibu dari anak tersebut, Siti Anita, menjelaskan bahwa keadaan ekonomi keluarga yang sulit membuatnya terpaksa menjual HP anaknya. Meski demikian, keputusan tersebut menimbulkan kesedihan yang mendalam pada sang anak, yang akhirnya berujung pada depresi.
“Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan anak saya. Dia sering menghilang, dan saat ditemukan, kondisinya selalu memprihatinkan,” kata Siti Anita dengan nada sedih.
Baca Juga: Pilkada Kota Cirebon 2024: PAN Merapat ke PDI Perjuangan Ingin Ulang Kesuksesan Pilwalkot 2003?