Network
KABAR SLEMAN – Pada hari ini tampilan Google Doodle bergambar kapal pinisi yang merupakan salah satu transportasi laut asli Sulawesi.
Kapal ini menggunakan tenaga penggerak angin. Dulunya pernah dijadikan angkutan nomor 1 para pelaut Indonesia. Biasanya kapal ini digunakan untuk mengangkut barang keluar dan masuk pulau. Namun saat ini hanya dijadikan sebagai objek wisata.
Asal nama pinisi
Malansir laman resmi Warisan Budaya Takbenda Indonesia, nama pinisi terbagi menjadi beberapa versi. Untuk yang pertama, menyebut kata pinisi bersumber dari nama kota di Italia, Venecia.
Nama Venecia lambat laun berubah menjadi pinisi menurut dialek Konjo. Alasan suku Bugis mengambil nama ini adalah karena kebiasaan mengabadikan nama tempat terkenal atau memberi kesan istimewa untuk benda kesayangan, seperti perahu.
Sementara, versi kedua menyebut bahwa pinisi berasal dari kata panisi yang berarti sisip (menyisip). Nama ini muncul karena proses penyumbatan bagian sambungan papan, dinding, dan lantai kapal dari bahan tertentu.
Baca Juga: Google Doodle Hari Ini Tampilkan Kapal Pinishi asal Sulawesi yang menjadi Warisan Budaya Indonesia
Sejarah Kapal Pinisi
Melansir laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kapal pinisi sudah ada sejak tahun 1500-an Masehi. Kapal ini digunakan oleh para pelaut dari Konjo, Bugis, dan Mandar untuk mengangkut barang.
Kisah terbentuknya kapal pinisi tertera dalam Babad La Lagaligo yang menceritakan Putra Mahkota kerajaan Luwu, Sawerigading. Sang putra membuat perahu pinisi dengan bahan pohon welengreng.
Kapal ini dibuat untuk menemani perjalanan panjanga sang putra mahkota ke Tiongkok untuk menikah dengan seorang putri bernama We Cudai.
Sawerigading akhirnya berhasil menikah dengan We Cudai dan tinggal beberapa saat di negeri tersebut. Akhirnya Pangeran pun rindu dengan kampung halamannya dan kembali ke Nusantara.
