Hari Waisak 2567 BE Jatuh Pada 6 Mei 2023?, Ini Penegasan dari Kemenag

- 3 Mei 2023, 13:29 WIB
Ilustrasi hari waisak.
Ilustrasi hari waisak. /NTARA FOTO/Anis Efizudin

"Pedoman yang dipergunakan dalam penetapan hari raya Tri Suci Waisak dan hari besar Buddhis lainnya di Indonesia adalah Purnama-Sidhi berdasarkan perhitungan Astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern," jelasnya.

 

Hari Raya Waisak: Makna dan Sejarah Penting dalam Kehidupan Buddha

Hari Raya Waisak merupakan hari penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Hari ini diperingati sebagai momen penting dalam kehidupan Siddharta Gautama, yang dikenal sebagai Buddha.

Sejarah Hari Raya Waisak bermula dari kisah kehidupan Siddharta Gautama, yang lahir pada tahun 563 SM di Lumbini, Nepal. Ia dilahirkan sebagai putra seorang raja yang hidup dalam kemewahan. Namun, suatu hari ia keluar dari istana dan melihat penderitaan di luar sana, seperti orang miskin, orang sakit, dan orang tua. Ia merasa prihatin dan ingin mencari jalan keluar dari penderitaan tersebut.

Siddharta Gautama kemudian meninggalkan istana dan mencari kebenaran dalam kehidupan, dengan melakukan meditasi dan berpuasa selama bertahun-tahun. Akhirnya, pada usia 35 tahun, Siddharta Gautama mencapai pencerahan saat meditasi di bawah pohon Bodhi. Ia menyadari bahwa jalan keluar dari penderitaan adalah dengan mempraktikkan jalan tengah, yang menghindari kedua ekstrem baik kelebihan maupun kekurangan.

Baca Juga: Kemenag Tetapkan 1 Syawal atau Idul Fitri Jatuh pada Hari Sabtu, 22 April 2023

Setelah mencapai pencerahan, Siddharta Gautama menjadi Buddha dan mulai mengajarkan ajaran-ajarannya kepada orang lain. Pada saat itulah Buddha pertama kali memperingati Waisak. Waisak sendiri berasal dari bahasa Sanskerta "Vaishakha" yang merujuk pada bulan ke-2 dalam kalender Hindu. Pada bulan ini, umat Buddha memperingati tiga momen penting dalam kehidupan Buddha, yaitu kelahiran, pencerahan, dan parinirvana (kematian).

Hari Raya Waisak memiliki banyak makna bagi umat Buddha. Pertama-tama, Waisak merupakan momen untuk mengingat dan menghormati ajaran Buddha. Selain itu, Waisak juga menjadi momen untuk merenungkan hidup dan menjalankan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari, seperti kebaikan hati, kedamaian, dan kesederhanaan.

Bagi umat Buddha, Waisak juga menjadi momen untuk berbakti kepada orang lain dan memberikan sumbangan bagi kebaikan bersama. Selain itu, pada Hari Raya Waisak, umat Buddha juga melakukan berbagai kegiatan keagamaan seperti melakukan persembahan bunga, melakukan meditasi bersama, dan melakukan perayaan dengan sukacita.

Dalam kesimpulannya, Hari Raya Waisak memiliki arti yang sangat penting bagi umat Buddha. Waisak bukan hanya momen untuk merayakan tiga momen penting dalam kehidupan Buddha, tetapi juga menjadi momen untuk merenungkan ajaran Buddha dan berbakti kepada orang lain. ***

Halaman:

Editor: Boim Rosadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah