Hasil Survei Anies Baswedan di Peringkat ke-3, Lalu untuk Apa Dijegal?

- 21 Mei 2023, 14:42 WIB
Anies Baswedan bersama pimpinan PKS.
Anies Baswedan bersama pimpinan PKS. /Twitter.com/@aniesbaswedan

KABAR SLEMAN - Bakal calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan, menyebut sedang berhadapan dengan kekuatan besar yang memegang kendali dalam Pilpres 2024 mendatang.

Hal itu disampaikan anies Baswedan saat menghadiri Milad ke-21 PKS di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Anis juga mengaku heran jika saat ini ia masuk survei dengan peringkat nomor 3, lalu buat apa ada upaya penjegalan.

Sementara hasil survei menyebut bahwa peringkat 1 diduduki oleh Ganjar Pranowo dan peringkat kedua Prabowo Subianto.

Baca Juga: Anies Baswedan Bocorkan 4 Kriteria Sosok Cawapresnya

Pakar komunikasi politik Hendri Satrio menyoroti apa yang telah disampaikan Anies Baswedan tersebut.

“Ya itu memang, menariknya karena Mas Anies berada di peringkat ketiga termasuk dalam surveinya kedai kopi pun dalam peringkat ketiga. Tapi memang ada dua catatan, yang pertama adalah sejarahnya dia (Anies Baswedan) pernah menyalip peringkat ke-1 dan ke-2 waktu di Jakarta, kondisinya sama dia berada di peringkat ketiga tapi akhirnya bisa memenangkan kontestasi,” ujar Hendri Satrio.

Kemudian yang kedua, lanjut Hendri, catatannya adalah tentang swing voters. Misalnya jika bicara hasil yang dikeluarkan oleh salah satu media nasional tentang hasil elektabilitas itu, tercatat yang jarang sekali dikemukakan adalah tentang swing voters.

Swing voters untuk peringkat satu dan peringkat dua, atau Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto itu tinggi sekali, sementara swing voters Anies Baswedan itu kecil.

Baca Juga: Tak Goyah Iming-Iming, FX Rudy Kekeuh Akan Menangkan Ganjar di Pilpres 2024

Swing voters sendiri adalah kelompok masyarakat yang pilihannya masih bisa berubah. Mereka masih bisa mengganti pilihan dari yang tadinya Ganjar atau Prabowo bisa jadi ke Anies Baswedan.

“Nah ini besar sekali swing voters ini,” ungkap Hendri

Dan hal inilah yang kemudian ditakutkan oleh para pendukung di kelompok peringkat satu dan peringkat kedua. Artinya pendukungnya Prabowo atau kelompok pendukungnya Ganjar ini ketakutannya karena swing voters-nya atau masyarakat pemilik suara masih bisa berubah.

“Makanya relevan itu kalau kemudian ada kelompok-kelompok atau penguasa yang khawatir sekali Anies Baswedan akan menang karena memang pendukungnya makin hari makin banyak,” jelas Hendri.

Baca Juga: Kiai Nasaruddin Jawab Rumor Cawapres Ganjar: Saya Lebih Enjoy Mengurus Umat

Dalam kesempatan Hendri juga menyoroti perjalanan negara. Menurutnya, di negara mana pun yang menganut asas demokrasi bila pemimpinnya sudah dua periode maka yang dicari adalah angin perubahan.

Saat Pilpres 2019, Jokowi pun demikian. Saat berkampanye yang dikomunikasikan atau yang dijual atau yang dipromosikan adalah perubahan.

“Jokowi kampanye, saya berbeda dengan pak SBY, begitu juga pak SBY ke Ibu Mega juga begitu,” ujarnya.

Bahkan lanjut Hendri, di Amerika Serikat Barack Obama pada saat mengalahkan George Bush Jr itu juga tematiknya adalah perubahan. Kemudian Donald Trump pada saat dia mengalahkan Hillary yang diendorse oleh Obama waktu itu, sama pesannya adalah pesan perubahan.

Baca Juga: Survei Charta Politika, PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo Teratas

“Maka memang yang dicari saat ini oleh masyarakat adalah perubahan karena kan pembangunan harus berjalan, perubahan harus yang menuju lebih baik. Nah penguasa saat ini ya sangat sulit pastinya melepas kekuasaan itu, pasti mereka tidak ingin perubahan,” katanya.

Jadi sebetulnya ini ada penguasa versus rakyat. Rakyat inginkan perubahan, tapi pastinya penguasa tidak ingin adanya perubahan. Maka dari tiu, terjadilah pasang surut atau turun naik pencalonan Anies Baswedan ini.

“Tantangannya mesti ada, namanya juga kalau mau jadi pemenang memang tantangannya harus besar, sama seperti data survei tadi kan,” tutup Hendri. ***

Editor: Boim Rosadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x