Mencanting Virtual di JIBB, GKR Hemas: Konsekuensi Status Jogja Sebagai Kota Batik Dunia Tidak Mudah

- 24 Juni 2023, 14:59 WIB
GKR Hemas mencanting batik secara virtual saat peluncuran JIBB di Jakarta.
GKR Hemas mencanting batik secara virtual saat peluncuran JIBB di Jakarta. /istimewa/

Tujuannya adalah melestarikan, melindungi, mengembangkan, memberdayakan dan memanfaatkan warisan seni budaya wastra batik. Sehingga dapat mendukung keberadaan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia dan memberikan nilai atau daya jual yang tinggi," ujarnya.

Baca Juga: Melestarikan Tradisi, Ramada By Wyndham Jogja Menggelar Donor Darah

Sri Paduka menyatakan Pemda DIY bersama Dekranasda DIY berupaya mengejawantahkan predikat tersebut melalui kegiatan yang membumi dan dapat melibatkan semua elemen masyarakat baik pecinta dan pelaku usaha batik maupun masyarakat umum. Upaya tersebut dilakukan sejak Yogyakarta ditetapkan Dewan Kerajinan Dunia atau World Craft Council (WCC) sebagai Kota Batik Dunia pada 18 Oktober 2014.

“Penyelenggaraan JIBB pertama kalinya dimulai pada 2016 dan merupakan langkah nyata DIY untuk semakin mengangkat citra Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia. Lantas, JIBB diselenggarakan setiap dua tahunan dengan puncak acara bertepatan dengan Peringatan Hari Batik Nasional pada Oktober,” paparnya.

Peluncuran JIBB di Jakarta

Terkait pemilihan Jakarta sebagai lokasi peluncuran, GKR Hemas mengungkapkan beberapa negara asing yang terlibat ikut bersama-sama membatik secara virtual pada peluncuran JIBB dua tahun lalu, Akhirnya dari situ banyak negara memberikan respon positif ingin berpartisipasi. Teristimewa tahun ini, maka peluncuran JIBB 2023 dilakukan di Jakarta agar dikenal sebagai event nasional maupun internasional

“Pemda DIY dan Dekranasda DIY bertanggung jawab menyelenggarakan JIBB setiap dua tahun sekali guna menjaga dan mempertahankan Jogja Kota batik Dunia. Predikat tersebut mengandung konsekuensi yang tidak sederhana terkait tugas konservasi, pelestarian, pengembangan dan pemberdayaan batik, baik sebagai seni maupun industri di DIY, termasuk melibatkan dan memberdayakan UMKM batik serta mendekatkan batik kepada generasi muda,” terangnya.

Baca Juga: Si Cantik Wakil Indonesia di Ajang Miss Teen International 2023 Ternyata dari Jogja

Peluncuran JIBB 2023 ini diawali dengan menampilkan display batik koleksi Keraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman dengan konsep Batik Daur Hidup. Kemudian dibuka tarian garapan baru bertema Borderless Batik yang ditarikan lima penari dengan iringan musik dinamis dan energik dengan koreografer Anter Asmorotedjo.

Usai prosesi launching ditayangkan Kisah JIBB yang menceritakan mengapa Yogyakarta ditunjuk sebagai Kota Batik Dunia. Dijelaskan Yogyakarta memenuhi 7 kriteria yaitu Nilai Sejarah (Historical Value), Nilai Keaslian (Authenticity Value), Nilai Pelestarian (Conservation Value), Nilai Ekonomi (Economic Value), Nilai Ramah Lingkungan (Environmental Friendly Value), Nilai Global (Global Value), dan Nilai Keberlanjutan (Sustainability Value).

Halaman:

Editor: Diasta Rama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah