Bukit Asam Segera Renovasi Gedung Pusat Kebudayaan Dukung Simposium 'We Are Site Manager' Warisan Dunia 2025

- 20 April 2024, 07:46 WIB
Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk ,Rafli Yandra, siap mendukung kelancaran simposium internasional Warisan Dunia di Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Sawahlunto 2025 mendatang
Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk ,Rafli Yandra, siap mendukung kelancaran simposium internasional Warisan Dunia di Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Sawahlunto 2025 mendatang /Pikiran Rakyat/PRMN/Kabar Sleman/Indra Yosef/Ist//
KABAR SLEMAN - PT Bukit Asam Tbk segera merenovasi kembali Gedung Pusat Kebudayaan (GPK) Sawahlunto, Sumatera Barat, yang terbakar akibat korsleting listrik 3 November 2022 silam. Rencana tersebut dilakukan dalam waktu dekat untuk merespon rencana simposium 40 negara-negara peserta yang tergabung dalam World Heritage UNESCO Mei 2025 nanti.
 
Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk. Rafli Yandra, kepada jurnalis Pikiran Rakyat PRMN kabarsleman.com beberapa hari lalu di Sawahlunto mengatakan, pihaknya sangat mendukung rencana simposium yang telah disepakati oleh anggota peserta "We Are Site Manager" Internasional Symposium itu diadakan di Kota Sawahlunto.
 
Tetapi sebutnya, secara formal pihaknya dan PT BA belum mengetahui rencana simposium internasional itu. Hanya saja ada diskusi singkat dengan Pj. Walikota  Sawahlunto Zefnihan yang mengatakan memang akan ada kegiatan bersifat internasional tersebut pada Mei 2025 tahun depan.
 
Beliau mengemukakan, pihaknya ingin mengetahui seperti apa bentuk kegiatannya. Jika simposium itu berkaitan dengan pemanfaatan aset-aset yang dimiliki oleh PT BA saat ini, tentunya pihak korporasi sangat support supaya kegiatan positif ini berjalan baik dan lancar. 
 
"PT BA pasti support , hal ini akan membuat nama Indonesia secara global akan menjadi lebih baik di mata dunia. Apalagi aset dan bangunan-bangunan tua milik PT BA yang digunakan tetap terjaga sebagai Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto yang telah ditetapkan sebagai World Heritage oleh UNESCO 6 Juli 2019 silam." Ucap Rafli Yandra.
 
Rafli Yandra melanjutkan, secara gamblangnya pihak PT BA ingin mendengarkan dan lihat seperti apa bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Dalam diskusi dengan Pj Walikota Zefnihan, pihak Pemko katanya sudah menghubungi berbagai kementerian lembaga seperti Kementerian BUMN, Kementerian Pariwisata, dan pihak lainnya.
 
PT BA sebagai salah satu komponen yang ada di Sawahlunto tentu siap berpartisipasi nantinya. " Nanti kita lihat seperti apa model kegiatannya" tukuk Direktur Pengembangan Usaha PT BA yang juga alumnus Universitas Andalas, Padang, ini. 
 
Sejalan dengan rencana kegiatan internasional itu, PT BA saat ini tengah melakukan renovasi aset gedung Kantor Penambangan Ombilin (UPO) sebagai hotel heritage bintang lima yang bisa digunakan untuk mendukung pariwisata Sawahlunto sekaligus menyambut perhelatan simposium internasional tersebut.
 
Pimpinan Proyek Sarana Penunjang (P2SP) PT BA Tri Sandadi yang pernah di wawancarai menyebutkan, Proyek revitalisasi bangunan hotel ini sepenuhnya dibiayai PT 
BA dan di kerjakan PT Wika Gedung Tbk. Untuk tahap dua ini dibangun 58 kamar, 11 kamar di gedung induk PT BA UPO, 33 kamar bangunan berlantai tiga eks perencanaan, 5 kamar eks rumah dokter, 4 kamar wisma W15 dan 5 kamar W 16  dengan nilai kontrak Rp 36.9 miliar dan direncanakan selesai 30 Oktober 2024 ini.
 

Renovasi Gedung Pusat Kebudayaan (GPK)

Gedung Pusat Kebudayaan (GPK) Sawahlunto yang terbakar 3 Desember 2022 silam siap untuk di renovasi kembali oleh pemiliknya PT BA
Gedung Pusat Kebudayaan (GPK) Sawahlunto yang terbakar 3 Desember 2022 silam siap untuk di renovasi kembali oleh pemiliknya PT BA

 
General Manager PT BA Pertambangan Ombilin Yulfaizon saat dikonfirmasi Jumat ,19 April 2024, terkait restorasi GPK pasca kebakaran saat ini masih on progres dimana pihak konsultan teknis sudah melakukan Detail Engineering Disaign (DED) berupa  dokumen desain teknis bangunan seperti, gambar teknis, spesifikasi teknis dan spesifikasi umum, serta volume dan biaya pekerjaan.
 
Digambarkan Yulfaizon di pertengahan atau akhir Mei 2024 DED sudah selesai dilakukan, kemudian akan digunakan sebagai salahsatu dokumen proses tender renovasi GPK. Jika GPK akan digunakan sebagai tempat kegiatan simposium internasional Warisan Dunia UNESCO Mei 2025, Insyaallah sudah siap untuk digunakan.
 
"Insyaallah kami bisa kejar penyelesaiannya jika tidak ada kendala yang menganggu. Untuk itu kami perlu pendampingan dari pihak Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) karena berkaitan dengan struktur dan bentuk asli bangunan GPK. Mudah-mudahan bisa digunakan untuk simposium Warisan Dunia yang akan digelar tahun depan" kata Yulfaizon, optimis.
Yulfaizon General Manager PT BA Pertambangan Ombilin
Yulfaizon General Manager PT BA Pertambangan Ombilin
 

 "We Are Site Managers" Internasional Symposium 

 
Terpisah, PJ.Walikota Sawahlunto Dr.Zefnihan,AP, M.Si mengungkapkan berdasarkan kesepakatan dari simposium 
"We Are Site Managers" International yang di helat oleh George Town World Heritage Incorporated 2024 di George Town, Penang, Malaysia, Kota Sawahlunto ditetapkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan simposium yang direncanakan bulan Mei 2025 tahun depan. 
 
Dikatakan Zefnihan, akan hadir di iven itu lebih 37 negara dengan jumlah peserta sekitar 160 orang yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kota Sawahlunto hanya sebagai tuan rumah yang baik.
 
Dilansir dari situs iccrom.org, Simposium Internasional We Are Site Managers bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi internasional terhadap manajer situs sebagai garda depan dalam penerapan Konvensi Warisan Dunia tahun 1972, dengan mengindikasikan dan mendefinisikan peran, komitmen, dan kontribusi Manajer Situs untuk Warisan Dunia UNESCO.
 
Melalui forum simposium ini diharapkan para peserta dapat menghubungkan para pemangku kepentingan utama sehingga mampu membangun hubungan kerjasama yang lebih kokoh diantara komunitas Warisan Dunia UNESCO. 
 
Ada 160 peserta dari 37 negara pengelola situs (site manager) Warisan Dunia UNESCO yang hadir dalam simposium Penang tersebut yabg menghasilkan beberapa kesepakatan, pertama ‘Deklarasi George Town’ untuk keberlanjutan dan kebersamaan dalam pengelolaan, kedua rencana aksi setelah simposium, dimana salah satu rencana aksi adalah kesepakatan untuk pelaksanaan "We Are Site Managers International Symposium" berikutnya di Indonesia, tepatnya di Kota Sawahlunto Mei 2025.
 
Di tetapkannya Kota Sawahlunto sebagai tempat penyelenggaraan "We Are Site Managers" Internasional Symposium merupakan hasil pendekatan dilakukan oleh delegasi indonesia dengan para ahli dan site manager yang telah merancang konsep ‘We Are Site Managers International Symposium’ sejak tahun 2017 di Krakow Polandia, dan tahun 2023 di Riyadh, saat pertemuan para site manager pada sidang komite warisan dunia UNESCO. 
 
Diharapkan kegiatan internasional ini berdampak positif khusunya bagi geliat pariwisata heritage Sawahlunto, dan umumnya Sumatera Barat. Pemko Sawahlunto berharap semua pihak mendukung rencana simposium itu dengan meningkatkan kebersihan dan  penataan kota yang lebih asri dan mengesankan sebagai tuan rumah yang baik.***
 
 

Editor: Indra Yosef


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x