Nasdem Buka Penjaringan Bacakada Pilkada 2024, Butuh Koalisi Usung Calon Tanpa Mahar

- 3 Mei 2024, 19:05 WIB
DPD Partai Nasdem Kota Sawahlunto buka penjaringan Bacakada dan Bacawakada Pilkada 2024, satu-satunya partai mengusung calon tanpa mahar
DPD Partai Nasdem Kota Sawahlunto buka penjaringan Bacakada dan Bacawakada Pilkada 2024, satu-satunya partai mengusung calon tanpa mahar /Pikiran Rakyat/PRMN/Kabar Sleman/Indra Yosef//

KABAR SLEMAN - Eskalasi geopolitik lokal jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat,  makin tebal mewarnai jalan untuk meraih  kekuasaan secara konstitusional di Pilkada yang akan di gelar 27 Nopember 2024 mendatang.

Sejumlah partai politik pemenang Pemilu 2024 kini kencang bermanuver, terutama nuansa itu ada di partai tingkat lokal dalam menjaring para tokoh Bakal Calon Kepala Daerah (Bacakada) dan Bakal Calon Wakil Kepala Daerah (Bacawakada) di Pilkada nanti.
 
Partai Nasdem, misalnya, meski hanya mampu meraih dua kursi di parleman lokal Sawahlunto, tapi optimisasi untuk menghelat pesta demokrasi meraih kekuasaan dia tak mau tinggal diam dengan ikut melakukan penjaringan potensi calon kada dan calon wakada.
 
Sekretaris Partai Nasdem Alexander Isrin,S.H kepada Pikiran Rakyat PRMN Kabarsleman.com di kantor Sekretariat Nasdem Jl.Khatib Sulaiman, Desa Santur, Kecamatan Barangin mengungkapkan, partai besutan Surya Paloh ini turut meramaikan penjaringan kandidat dengan membuka pendaftaran dari 1 - 7 Mei 2024.
 
Hingga Jumat ini, baru beberapa Bacakada dan Bacawakada yang mengambil formulir pendaftaran di Nasdem. Mereka adalah Taufik Syahrial alias Tarjok (Kader Nasdem), H.Erizal Ridwan, S.T, M.M, Sarlina Putri,S.E,M.Par, Hasjoni, SY, S.E,M.M, Prof Dr. Ir.Yulfipetius,.M.Si, H.Afdhal,S.Si Apt. 
 
Di luar nama itu, lanjut Alexander Isrin masih ada yang ingin ambil formulir pendaftaran seperti H.Deri Asta, S.H, dan Ir. Irlan Y.Muhamad,M.M yang berencana mengambil langsung jelang deadline tanggal 7 Mei 2024. Mereka berdua sudah kontak langsung ke Desk penjaringan Nasdem.
 
Sejauh ini, sebagaimana disampaikan Alexander Isrin yang sudah mengembalikan formulir isian baru Bacawakada Sarlina Putri. Beliau sudah mengisi formulir lengkap" ucap Mantan Sekretaris KPU Sawahlunto tersebut.
 

Peluang Koalisi Berjalan Dinamis ?

 
Dalam perspektif politik saat ini, belum satu partai pun yang boleh dikatakan sudah "kawin" dan mantap berpasangan di tengah ramainya bursa Bacakada dan Bacawakada di ranah perpolitikan lokal. Seperti dialami Nasdem, belum memenuhi sarat 4 kursi untuk menentukan sendiri paket pencalonan.
 
Partai yang mengusung Anies Rasyid  Baswedan sebagai calon Presiden RI di Pilpres 2024 lalu ini harus melakukan upaya koalisi walau tanpa mahar, namun siapa koalisi paling tepat sebagai partner ? 
 
Jika di telisik dari Koalisi Perubahan Pilpres 2024, Nasdem akan lebih nyaman berkoalisi dengan PKS. Alasannya, ada kemungkinan partai-partai pendukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) di tingkat pusat akan berhitung jika mau menerima PKS meski Nasdem sudah mulai merapat.
 
Kedua partai pendukung Anies ini di tingkat daerah belum punya kader potensial dan kuat yang bisa diarak. Tetapi semangatnya boleh diperhitungkan karena dalam politik tidak ada yang tidak mungkin. Untuk itulah Nasdem membuka seluas-luasnya kesempatan bagi peminat yang ingin jadi Cakada dan Cawakada Nasdem.
 
"Partai Nasdem buka peluang tanpa mahar, tidak harus orang dalam partai, bahkan tidak tertutup bagi calon di luar partai asal memenuhi standar survei yang dilakukan sendiri oleh Nasdem secara nasional menggunakan lembaga survei kredibel" ungkap Alexander lugas.
 
Seandainya nanti koalisi tidak terbentuk, dan hasil survei tidak menentukan, berkemungkinan besar Nasdem kembali berkoalisi dengan PAN untuk mendukung Bacakada Deri Asta. Sebaliknya, jika koalisi terbentuk dengan PKS maka penentuan siapa yang akan di pasangkan akan ditentukan bersama secara teknis karena prinsipnya harus menang. 
 
Nasdem dengan Partai Golkar juga bisa, namun apa mungkin formasi Cakada Nasdem  dan Wacakada dari Golkar bisa dilakukan dengan alasan Nasdem perolehan kursinya hanya 2 kursi sedangkan Golkar perolehan kursinya ada 3 kursi. Ini soal gengsi, apalagi Golkar sudah terpaut di dalam koalisi KIM Prabowo.
 
Jadi, hal ini sangat tidak mungkin. Tapi berkaca dalam dunia perpolitikan saat ini,  tidak ada yang tidak mungkin sebab politik itu sangat dinamis. Makanya sangat beralasan dan paling tepat bila mengusung munculnya koalisi Nasdem dengan PKS, bukan Golkar yang punya gengsi 3 kursi di parlemen lokal.
 
Atau sebaliknya, Golkar yang mengusung Cakada sedangkan Nasdem koalisi  Wacawakada. Kalau ini terjadi, bisa seru karena koalisi partai di Pilpres beda dengan koalisi partai di Pilkada yang sangat dinamis.
 
Ini adalah asumsi dari kacamata media Pikiran Rakyat Media Network Kabarsleman.com yang memantau gerakan perkembangan politik lokal.***
 

Disclaimer: Bijaksanalah dalam membaca konten ini! Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda yang merasakan gejala depresi sehingga ada dorongan untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental. Anda dapat menghubungi layanan konseling terdekat di Kota/Kabupaten Anda.

 

Editor: Indra Yosef


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah