Network
KABAR SLEMAN – Berita duka datang dari dunia olahraga Indonesia. Atlet panahan legendaris Indonesia asal Sulawesi Selatan, Kusuma Wardhani meninggal dunia pada Minggu, 12 November 2023 di usianya yang ke-59.
Kusuma Wardhani masuk dalam salah satu trio Srikandi Panahan penyumbang medali perak tahun 1998. Sebelum meninggal dunia, Kusuma Wardhani sempat menjalani intensif di RS Hermina Makassar karena hipertensi dan penyumbatan pembuluh darah.
Kabar meninggalnya Kusuma Wardhani diketahui dari laman resmi PB Perpani (Persatuan Panahan Indonesia).
Baca Juga: Kabar Duka, Penyanyi Shena Malsiana X Factor Indonesia Meninggal Dunia di Usia 32 Tahun
“Kami segenap Tim Persatuan Panahan Indonesia mengucapkan turut berduka cita mendalam atas berpulangnya Kusuma Wardhani, Srikandi Panahan Indonesia. Terima kasih telah menjadi inspirasi bagi kami,” tulis laman resmi PB Perpani.
Sebelumnya, Kusuma Wardhani juga pernah menjalani perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) RS Hermina Makassar akibat hipertensi dan penyumbatan pembuluh darah. Sekedar informasi, Kusuma Wardhani merupakan atlet legendaris Indonesia. Ia merupakan atlet pertama yang mengibarkan bendera merah putih di ajang olimpiade.
Kusuma Wardhani sukses melaksanakan olimpiade yang diselenggarakan di Seoul tahun 1988 dan meraih meraih medali perak untuk Indonesia dari cabang panahan. Prestasi tersebut juga menjadi bendera pertama Indonesia yang berkibar di event olahraga dunia yaitu olimpiade.
Baca Juga: Kabar Duka, Habib Mahdi Ulama Kharismatik Palembang Meninggal Dunia
Profil Kusuma Wardhani
Kusuma Wardhani adalah istri dari almarhum Adam Adjidji yang juga mantan atlet panahan Indonesia yang sempat menjadi pelatihnya di Pelatnas. Mereka telah dikaruniai seorang putri bernama Amanda Fajriana dan kini sang putri juga menekuni diri sebagai atlet panahan.
Kusuma Wardhani bersama dua temannya yaitu Nurfitriyana Saiman dan Lilies Handayani adalah peraih medali pertama Indonesia di ajang olimpiade tahun 1952. Tiga Srikandi Indonesia itu berhasil meraih medali perak Panahan pada olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan. Bahkan, kisah perjuangan legenda panahan yang dijuluki 3 srikandi itu pernah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama di tahun 2016.
