“Konsep serupa juga dikembangkan di Kabupaten Limapuluh Kota Sumatra Barat seluas 25 hektar tiap lokasi,” kata FAO Representative di Indonesia Mark Smulders saat berkunjung ke Cibluk, Seyegan kala itu.
Bupati berharap, melalui program kalurahan inovatif ini turut memberikan andil dalam menekan angka stunting dan pengelolaan sampah di masing-masing kalurahan.
Lurah Margoluwih, Sunaryo, melaporkan terdapat beberapa inovasi yang telah disiapkan pihaknya, mulai dari bidang kesehatan, layanan administrasi kependudukan, sosial, pertanian, hingga pengelolaan sampah.
Sunaryo menjelaskan beberapa inovasi Kalurahan Margoluwih di antaranya, Jemput Bola Masyarakat Tata Bayar Pajak (Jempol Mata Baja), Tanam Jajar Legowo (Tajarwo), Keluarga Berduka Desa Beraksi (Lukadesi), Barak Tanpa Kumuh Indah dan Nyaman (Bartakum Iman), dan lain sebagainya.
Baca Juga: Mau Melihat Sebagian Hasil Kurikulum Merdeka, Yuk Datang ke Sleman School Expo
“Dengan inovasi ini, kami harap dapat menumbuhkan rasa saling memiliki di antara warga, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan serta kenyamanan bagi masyarakat Kalurahan Margoluwih,” kata Sunaryo. ***