Ini Alasan Arab Saudi Tolak Ajakan Iran Embargo Minyak ke Israel

- 16 November 2023, 08:15 WIB
Raja Salman dari Arab Saudi.
Raja Salman dari Arab Saudi. /Twitter/@KSAmofaEN

KABAR SLEMAN – Iran meminta negara-negara penghasil minyak di semenanjung Arab, melakukan embargo pengiriman bahan bakar minyak ke zionis Israel.

Hal itu sebagai bentuk perlawanan terhadap serangan yang terus dilakukan oleh pemerintahan PM Benjamin Netanyahu ke Gaza, Palestina, sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Namun demikian, ajakan Iran itu ditolak oleh negara-negara Arab, salah satunya Arab Saudi.  Negara yang dipimpin oleh Raja Salman bin Abdul Aziz itu bersikukuh menolak permintaan Iran, dan menyatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menggunakan produksi minyak sebagai alat pengaruh dalam konflik Gaza.

Baca Juga: Masuk dalam Daftar Boikot Produk Pro Israel, Begini Sejarah Unilever di Indonesia hingga Punya 9 Pabrik

Melalui pernyataan yang disampaikan Menteri Investasi Arab Saudi, Khalid al-Falih, dijelaskan bahwa Arab Saudi sedang berusaha menemukan perdamaian melalui diskusi damai.

"Hal itu (embargo minyak terhadap Israel dan sekutunya) tidak dibahas saat ini. Arab Saudi sedang berusaha menemukan perdamaian melalui diskusi damai," tegas Khalid al-Falih di Forum Ekonomi Bloomberg di Singapura pekan lalu, dikutip dari pikiran-rakyat.com.

Al-Falih menegaskan bahwa saat ini Arab Saudi lebih fokus pada upaya perdamaian. Meskipun demikian, ada laporan yang mengindikasikan bahwa Arab Saudi tetap mempertimbangkan normalisasi hubungan dengan Israel.

"Hal ini masih dibahas dan jelas kemunduran selama sebulan terakhir telah memperjelas mengapa Arab Saudi begitu bersikeras bahwa resolusi konflik Palestina harus menjadi bagian dari normalisasi yang lebih luas di Timur Tengah," ujarnya.

Baca Juga: 5 Produk Asal Palestina yang Laris di Indonesia dan Bebas Bea Cukai, Apa Saja?

Terkait rencana Normalisasi Hubungan dengan Israel sebelumnya, Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) dikabarkan meminta Washington memberikan jaminan keamanan dan akses terhadap teknologi nuklir sipil serta senjata canggih sebagai imbalan atas kesepakatan dengan Israel.

Diplomat Arab Saudi juga menekankan bahwa Israel harus menyetujui pembentukan negara Palestina sesuai dengan Inisiatif Perdamaian Saudi tahun 2002.

Pada pertemuan bersama Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi pada 11 November 2023, beberapa negara, termasuk Arab Saudi, menolak usulan untuk memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel.

Tuntutan tersebut melibatkan berbagai aspek, seperti mencegah transfer peralatan militer AS ke Israel, membekukan semua kontak diplomatik dan ekonomi dengan Israel, mengancam untuk menggunakan minyak sebagai alat tekanan, melarang penerbangan ke dan dari Israel, dan mengirimkan delegasi bersama ke AS, Eropa, dan Rusia untuk mendorong gencatan senjata.

Baca Juga: Serangan Penjajah Israel Membabi Buta, 22 Rumah Sakit di Gaza Berhenti Beroperasi, Begini Kata Joe Biden

Namun, Arab Saudi dan beberapa negara lain menolak tuntutan tersebut, menegaskan bahwa mereka lebih memilih upaya damai dan penyelesaian konflik melalui dialog.

Sekedar informasi, Arab Saudi pernah melakukan embargo minyak pada tahun 1973 sebagai hukuman terhadap Amerika Serikat dan negara-negara lain yang mendukung Israel dalam perang melawan Mesir dan Suriah. Saat itu, embargo tersebut mengakibatkan melonjaknya harga minyak secara signifikan. ***

 

Artikel ini telah tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul: Arab Saudi Bersikukuh Tolak Embargo Israel

Editor: Boim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah