Kajian Islami: Menjaga Kualitas Puasa

- 29 Maret 2023, 09:45 WIB
Kajian Islami: Menjaga Kualitas Puasa
Kajian Islami: Menjaga Kualitas Puasa /pexels.com/

Oleh: H Rohman Agus Sukamto, Takmir Masjid Al Fallah PMA

BAHWA pahala puasa bisa tidak terbatas, pada derajat 10 sampai 700, akan tetapi bisa lebih tinggi, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

Setiap amal anak Adam akan dilipat gandakan dalam satu kebaikan dan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa sampai tujuh ratus kali.

“Allah berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang membalasnya”

(HR. Muslim, An-Nasai, Ad-Darimi, dan Al-Baihaqi)

Dengan demikian, nilai puasa di sisi Allah akan sangat bergantung pada kualitasnya ibadah dan keiklasanya, Semakin puasa berkualitas, iklas maka semakin tinggi nilainya di sisi Allah Swt

Sabda Rasulullah

Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar dan dahaga

(HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)

Mengerjakan amal shaleh dengan baik,  optimal dan berusaha mendapatkan kualitas tertinggi adalah sebuah keharusan .

"Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku ihsan dalam segala hal". (HR. Muslim) .

Maka perlu strategi dalam menjalankan ibadah puasa sehingga bisa mendapatkan hasil yang berkwalitas diantaranya;

1. Ikhlas

Yang pertama, agar berkualitas, puasa kita harus ikhlas.

Tak hanya puasa, bahkan seluruh amal akan ditentukan niat yang menjadi syarat diterimanya amal ini.

"Sesungguhnya seluruh amal tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan mendapat apa yang ia niatkan. (HR. Bukhari dan Muslim) .

Keutamaan puasa Ramadhan berupa ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu juga hanya berikan kepada orang yang puasanya dilandasi keikhlasan. (Imanan wahtisaban).

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap perhitungan pahala akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

(Muttafaq ‘Alaih)

 

2. Meninggalkan Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa

Agar puasa berkualitas, puasa itu harus syah. Artinya, kita harus meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa yakni :

 

3. Meninggalkan Hal-Hal Yang Membuat Puasa Sia-Sia .

Ikhlas serta meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa saja tidak cukup untuk membuat puasa kita berkualitas. Hal lain yang perlu kita lakukan adalah meninggalkan hal-hal yang membuat puasa sia-sia.

Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar. (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah) .

Yaitu dengan menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Di antaranya adalah menjaga emosi kita agar tidak mudah marah dan tidak berdusta seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat, jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa. (Muttafaq ’alaih) .

Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan untuk meninggalkan makanan dan minumannya puasanya.

(HR. Bukhari)

 

4. Meninggalkan Hal-Hal Yang Tidak bermanfaat.

Puasa harus kita isi dengan kebajikan baik yang bersifat ibadah kepada Allah Swt, juga kebaikan kepada sesama

Di antara tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) .

 

5. Menjaga seluruh organ tubuh kita untuk berpuasa

Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah Azza wa Jalla memberinya keimanan yang manisnya didapati dalam hatinya. (HR. Hakim) .

Ada beberapa hal yang harus ikut kita puasakan dan dijaga dari berbagai hawa nafsu dalam diri kita :

- Mempuasakan lidah dengan memeliharanya dari berbicara tanpa arah, dusta, menggunjing, mengumpat, berkata buruk, berkata kasar, permusuhan dan mendzolimi orang lain, sebagaimana hadits “inni shoo’imun” di atas.

- Mempuasa kan telinga dari mendengarkan segala sesuatu yang haram dan makruh. Karena segala sesuatu yang haram diucapkan adalah haram pula untuk didengarkan.

Sebagaimana Allah berfirman

Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan makanan haram. (QS. Al-Maidah : 42)

- Mempuasa kan tangan dari mendzalimi orang lain, mengambil sesuatu yang bukan haknya, serta melakukan perbuatan yang dilarang syariat.

- Mempuasa kan kaki dari berjalan ke arah yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

- Mempuasa kan hati dan fikiran dari penyakit- penyakit ruhiyah seperti dengki, iri, marah, kecintaan pada dunia, dan sebagainya.

Janganlah kamu saling membenci, saling memutus hubungan, saling mendengki, dan saling bermusuhan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Bukhari dan Muslim).

 

6. Memperbanyak Amal Sholih Selama Ramadhan .

Di saat kita meninggalkan hal yang haram dan tidak bermanfaat, pada saat yang sama kita memperbanyak amal sholih pada saat berpuasa. Seperti memperbanyak tilawah Al-Qur’an, berdzikir kepada Allah, sholat sunnah, tafakur, mengkaji ilmu-ilmu agama, memperbanyak infaq, dan lain sebagainya.

Rasulullah dan para sahabatnya sangat mengerti tentang keutamaan Ramadhan dan bagaimana memperbaiki kualitas puasa mereka. Karenanya dalam kesempatan istimewa ini mereka memperbanyak amal sholih.

Ibnu Abbas menuturkan bagaimana peningkatan amal shalih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, khususnya tadarus dan infaq :

Rasulullah Saw adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanannya memuncak pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril menemuinya setiap malam untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah Saw lebih murah hati melakukan kebaikan dari pada angin yang bertiup. (HR. Bukhari) .

Semoga kita dimudahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beribadah pada romadhon ini, hingga akhirnya mencapai derajat taqwa dan kelak dimasukkan ke dalam surga-Nya.***

 

Editor: Boim Rosadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x