Network
KABAR SLEMAN – Dalam sebuah tayangan video di YouTube Hai Guys Official, terlontarkan pertanyaan dari salah seorang jamaah kepada Ustadz Abdul Somad atau UAS.
Pertanyaan tersebut adalah mengenai Idul Adha orang Indonesia apakah ikut Pemerintah Indonesia sendiri atau Pemerintah Pemerintah Saudi Arabia?
Menurut UAS, dunia ini satu Mathla’ atau Ta'addud Al Matholi’. Apakah penampakan anak bulan itu satu atau banyak?
“Itu letak permasalahannya,” tegas UAS.
Baca Juga: Ustadz Felix Siauw: Puasa Arafah dan Penetapan Haji, Simak Penjelasannya
Maka pendapat yang kuat adalah penampakan anak bulan itu tidak satu tapi banyak.
Dalilnya, UAS menceritakan pernah terjadi pada masa Abdullah Bin Abbas ketika seorang muslim bernama Quraib pergi ke negeri Syam (negeri di bagian barat Saudi Arabia yang terdiri dari empat negara yakni suriah, Palestina, Yordania dan Lebanon).
Dan setelah pulang dari Syam Quraib lalu ditanya, “Quraib kamu kemarin waktu di negeri Syam puasanya kapan?, Quraib menjawab Jumat”.
Sedangkan di Madinah (saat itu) Sabtu. Padahal jarak antara Syam dan Madinah itu hanya sekitar 1.000 km dan dengan jarak itu pun terjadi perbedaan mathla penampakan anak bulan.
“Apalagi kita (Indonesia) dengan Saudi Arabia 9.000 km. Jadi kalau Saudi Arabia pada hari ini Senin, 19 Juni adalah 1 Dzulhijjah karena kemarin sudah nampak anak bulan, maka di Indonesia belum nampak anak bulan. Maka 1 Dzulhijjah-nya adalah hari Selasa menurut rukyat. Tapi kalau menurut Hisab hari ini sudah,” kata UAS.
