Sebelum Ramadhan, Ganjar Keliling Ziarah ke Makam Walisongo

- 18 Maret 2023, 11:51 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beserta istri, Siti Atiqoh melaksanakan prosesi nyadran ke sejumlah makam Walisongo.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beserta istri, Siti Atiqoh melaksanakan prosesi nyadran ke sejumlah makam Walisongo. /Humas Jateng

KABAR SLEMAN – Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo beserta istri, Siti Atiqoh melaksanakan prosesi nyadran ke sejumlah makam Walisongo.

Dimulai dari Sunan Ampel di Surabaya, pada Jumat 17 Maret 2023. Ziarah di makam sunan yang bernama asli Syekh Ali Rahmatullah ini merupakan titik pertama.

Alunan tahlil dan doa begitu ritmis terdengar dari dua bagian komplek pemakaman. Yakni bagian peziarah lelaki dan peziarah perempuan.

Baca Juga: Ganjar Ajarkan Pelajar Memiliki Kepekaan Terhadap Kebencanaan dan Permasalahan Lingkungan

Setelah berwudlu, Ganjar Pranowo langsung digandeng dua keturunan Sunan Ampel untuk memasuki area pemakaman keluarga inti Sunan Ampel yang berada di bagian terdalam area pemakaman. Gus Abubakar, seorang dari keturunan Sunan Ampel mengatakan itu adalah tempat ziarah paling istimewa.

"Tidak semua orang bisa masuk ke bagian ini. Alhamdulillah kami bisa mengantar Pak Ganjar Pranowo sampai pada titik ini," kata Gus Abubakar.

Ganjar Pranowo langsung bersimpuh tepat di samping pusara Sunan Ampel dan melantunkan kalimat tasbih dan tahlil yang dipimpin Gus Abubakar.

Begitu runtutan bacaan tahlil, Ganjar bersama istri mengamini doa-doa yang diucapkan oleh Gus Abdul Muis Azis yang merupakan cicit pendiri Nahdlatul Ulama, KH Bisri Syansuri.

Baca Juga: Groundbreaking Pabrik Samator Terbesar, Jateng Ketiban Investasi Baru Bernilai Rp500 Miliar

Usai berdoa, Ganjar Pranowo mengatakan ziarah ke makam Sunan Ampel ini merupakan rangkaian nyadran Walisongo yang berlangsung pada Jumat-Minggu, 17-19 Maret 2023

"Kami muslim Indonesia mengenal yang namanya tradisi nyadran sebelum Ramadhan. Dan kami mengawali nyadran di makam Sunan Ampel," kata Ganjar.

Ganjar Pranowo beserta istri bersimpuh tepat di samping pusara Sunan Ampel dan melantunkan kalimat tasbih dan tahlil yang dipimpin Gus Abubakar.
Ganjar Pranowo beserta istri bersimpuh tepat di samping pusara Sunan Ampel dan melantunkan kalimat tasbih dan tahlil yang dipimpin Gus Abubakar. Humas Jateng

Bagi Ganjar Pranowo, Sunan Ampel merupakan sosok yang berjasa bagi kaum muslim Tanah Air. Terlebih dengan segala cara Sunan Ampel dalam berdakwah. Moh Limo, lanjut Ganjar Pranowo, merupakan ungkapan dakwah Sunan Ampel yang hingga saat ini masih sangat relevan.

Moh Limo yang berarti tidak mau melakukan lima perkara merupakan ungkapan Sunan Ampel yang bermaksud moh mabuk (tidak mau minum-minuman keras), moh main (tidak berjudi), moh madon (tidak berzina), moh madat (tidak mau menggunakan narkoba) dan moh maling (tidak mau mencuri).

Baca Juga: Unik, Pondok Pesantren Muhammadiyah di Sambak Magelang Ini Tawarkan Mondok Serasa di Rumah

"Cara tersebut merupakan akulturasi dakwah agar mudah diterima masyarakat," kata Ganjar.

Ganjar Pranowo juga mengatakan, alasan lain perjalanan nyadran Walisongo yang dia lakoni ini adalah untuk mengenang segala cara dakwah ulama terdahulu yang tidak menyingkirkan kearifan lokal.

"Setelah dari sini perjalanan akan berlanjut ke Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Drajat dan Sunan Bonang. Hari Minggu kami lanjut ke Makam Raden Fattah, Sunan Kalijaga, Sunan Muria dan Sunan Gunungjati," pungkasnya.***

Editor: Boim Rosadi

Sumber: Humas Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x