Network
KABAR SLEMAN - Bulan Suro adalah bulan dalam penanggalan Jawa yang dianggap keramat atau suci oleh masyarakat Jawa pada umumnya. Bulan Suro ini adalah bulan pertama di tahun kalender Jawa, dan diyakini memiliki makna dan tradisi khusus.
Bulan Suro sesuai dengan bulan Islam pertama Muharram. Satu Suro, yang berarti hari pertama tahun kalender Jawa dan dirayakan terutama di Jawa, Indonesia, dan oleh orang Jawa yang tinggal di tempat lain.
Mengutip dari situs Kementerian Agama RI, bulan Suro dianggap oleh masyarakat suku Jawa sebagai bulan sakral. Peringatan 1 Suro juga bertepatan dengan 1 Muharram yang merupakan Tahun Baru Islam.
Baca Juga: Kapan Tahun Baru Islam 2023/ 1 Muharram 1445 H? Simak Jadwal dan Amalannya
Ada beberapa takhayul dan tradisi yang terkait dengan Satu Suro dan bulan Suro dalam budaya Jawa. Tema umum takhayul Satu Suro adalah bahaya keluar rumah, mirip dengan hari raya hening di Bali, Nyepi. Sebuah film Indonesia, “Malam Satu Suro”, mengeksplorasi bahaya dan takhayul meninggalkan rumah pada malam Satu Suro.
Berikut beberapa tradisi dan kepercayaan yang terkait dengan bulan Suro antara lain:
- Syukuran atau Penyambutan Perayaan: Pada malam 1 Suro diadakan perayaan untuk menyambut tahun baru. Doa dipersembahkan kepada Tuhan, meminta keselamatan di tahun baru
- Pantangan: Ada beberapa hal yang dianggap tabu saat bulan Suro, seperti menikah atau mengadakan hajatan. Dipercaya juga bahwa pindah ke rumah baru pada malam 1 Suro dapat membawa kesialan
- Kirab Malam Satu Suro: Di Kota Surakarta (Solo) diadakan upacara adat pembersihan barang pusaka (pusaka) kerajaan di Keraton Surakarta.
Baca Juga: Puasa Arafah, Ikut Indonesia atau Ikut Arab Saudi? Begini Kata Ustadz Abdul Somad atau UAS
Penentuan Malam Satu Suro
Tanggal pasti Malam 1 Suro bervariasi setiap tahun, karena didasarkan pada penanggalan Jawa. Pada tahun 2023, Malam 1 Suro jatuh pada tanggal 19 Juli.
Malam satu Suro diperingati pada malam hari setelah magrib pada hari sebelum tanggal 1 Suro. Dalam kalender Jawa, pergantian hari dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam sebagaimana pergantian hari dalam kalender masehi.
