Kronologi Bayi Premature di Tasikmalaya Meninggal Akibat Dibuat Konten Newborn Photography

- 21 November 2023, 13:01 WIB
Ilustrasi Bayi
Ilustrasi Bayi /freepik)/

KABAR SLEMAN – Kabar memilukan datang dari Tasikmalaya lantaran ada seorang bayi prematur dengan berat 1,5 Kg meninggal dunia akibat dijadikan konten untuk foto newborn tanpa seizin orangtua di sebuah klinik kawasan Tasikmalaya.

Klinik yang menangani persalinan Nisa bernama Klinik Alifa yang lokasinya berada di Bantarsari Kecamatan Bungursari Tasikmalaya. Kejadian tersebut diungkapkan oleh kakak dari ayah bayi tersebut melalui Instagram pribadinya yang menceritakan kronologi kejadian di klinik Tasikmalaya tersebut.

“Saya kakak dari ayah kandung korban yang diduga malpraktek dan kelalaian medis sehingga menyebabkan bayi meninggal, berikut kronologisnya saya uraikan dari A – Z agar berita yang beredar tidak simpang siur. Terimakasih. Klinikalifa,” tulisnya di Instagram pribadi.

Baca Juga: Viral, Santri Bercadar di Tasikmalaya Jadi Paskibra Upacara Kemerdekaan Republik Indonesia

Dari foto dan video yang diposting, bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki dan merupakan putra pertama dari pasangan bernama Nisa dan Erlangga yang lahir pada 12 November 2023.    

Nisa dan Erlangga setiap bulan rutin melakukan pemeriksaan ke Klinik Alifa. Namun pada saat Nisa mengeluhkan perutnya sakit di usia kandungan 9 bulan dan mendekati waktu persalinan, Nisa mendapat perawatan yang tidak menyenangkan.

Saat kontraksi pertama, Erlangga sedang bekerja sehingga Nisa diantar ke Klinik oleh kakaknya. Sesampainya di sana, bidan Klinik Alifa hanya mengatakan Nisa baru memasuki pembukaan kedua dan diminta menunggu di rumah saja.

Kemudian, pada pukul 20.00 WIB Erlangga akhirnya membawa Nisa ke Klinik Alifa karena kondisi sang istri yang sudah mulai lemas. Tapi, bidan di sana hanya mengatakan bahwa sakit yang dirasakan Nisa adalah hal yang biasa terjadi.

Baca Juga: Viral Bule Asal Belanda Nikahi Wanita Tasikmalaya, Unik Pakai Adat Sunda

Saat tiba waktu persalinan, keluarga tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan tersebut juga ada banyak mahasiswa magang yang membantu proses persalinan.

Setelah bayi lahir, pihak dari Klinik Alifa tidak memberitahu tentang kondisi bayi seperti panjangnya atau penjelasan lain yang umumnya dilakukan dokter setelah persalinan.

Kakak Erlangga akhirnya bertanya kapan iparnya boleh memberikan ASI, namun pihak Klinik Alifa mengatakan ingin menunggu konfirmasi dulu dari rumah sakit termasuk juga kondisi bayi yang harus dimasukkan ke incubator.

Bidan Klinik Alfa kemudian mengecek balasan rumah sakit dan mengatakan bayi mereka boleh mendapatkan ASI. Tapi, Nisa tidak bisa mengeluarkan ASI. Pihak bidan akhirnya memberi saran Nisa untuk membeli susu penambah berat badan.

Keesokan harinya, Nisa sudah diperbolehkan pulang bersama bayinya namun ia tidak mendapat surat persalinan, surat kelahiran sang anak. Walaupun mereka sudah memakai KIS (Kartu Indonesia Sehat), mereka tetap diminta biaya tambahan sebesar Rp1 juta.

Baca Juga: Gara-gara Surat Permohonan THR PO Bus Budiman, Kepala BNN Kota Tasikmalaya Dinonaktifkan

Setelah sampai di rumah, hanya beberapa jam saja Nisa melihat kondisi anak mereka tidak bergerak dan detak jantungnya melemah.

Akhirnya pada pukul 22.00 WIB Nisa dan Erlangga kembali ke Klinik Alifa untuk mendapatkan penanganan darurat. Namun sayangnya, Klinik Alifa tutup.

Keduanya akhirnya menggedor pintu hingga ada salah satu bidan yang mengecek kondisi anak mereka dan kemudian dinyatakan meinggal dunia tanpa penjelasan yang rinci.

Setelah itu mereka langsung pergi ke Rumah Sakit Jasa Kartini di Tasikmalaya, di sana anak mereka menerima perawatan IGD namun bayi tetap tidak terselamatkan. Justru pihak Rumah Sakit Jasa Kartini terkejut karena Klinik Alifa tidak memasukkan bayi dengan berat 1,5 Kg ke incubator.

Keesokan harinya, kakak Erlangga langsung mendatangi Klinik Alifa untuk meminta pertanggungjawaban. Namun bidan yang dicari tidak ada yang keluar. Hingga akhirnya keluarga Nisa dan Erlangga sepakat untuk membawa kasus ini ke media sosial agar bisa mendapat keadilan atas pelayanan dari Klinik Alifa. ***

 

Editor: Boim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah