Khofifah: Muslimat NU Dilarang Bermain Politik Identitas

- 28 Mei 2023, 17:33 WIB
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama sekaligus Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa setelah menghadiri acara Harlah ke-77 Muslimat NU di Alun-Alun Temanggung, Minggu, 28 Mei 2023.
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama sekaligus Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa setelah menghadiri acara Harlah ke-77 Muslimat NU di Alun-Alun Temanggung, Minggu, 28 Mei 2023. /Izza/Kabar Sleman

KABAR SLEMAN - Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama yang juga Gubernur Jawa Timur aktif, Khofifah Indar Parawansa meminta agar seluruh kader Muslimat NU tidak melakukan politik identitas dan tidak mencampuradukan kepentingan personal dengan kepentingan organisasi.

Dirinya meminta agar Muslimat NU tetap solid dan membangun independensi organisasi menjelang Pemilu 2024.

“Bagi semua saja sebetulnya, biar save and do the best. Jangan melakukan identifikasi dengan apa yang mungkin menjadi mainstream-mainstream, bahwa Muslimat NU akan membangun independensi sebagai sebuah ormas di dalam sistem, jaringan PBNU. Jadi ekosistemnya harus kita jaga, karena ini adalah sebuah organisasi sosial keagamaan," kata Khofifah usai menghadiri Harlah ke-77 Muslimat NU di Alun-Alun kota Temanggung, Minggu, 28 Mei 2023.

Baca Juga: 4 Nama yang Disebut Cocok Berpasangan dengan Prabowo, Ada Putra Sulung Jokowi

Khofifah juga mengingatkan dan mengimbau kepada seluruh muslimat untuk selalu menjaga ekosistem politik. Dalam isu politik yang kian santer tentang dirinya, Gubernur Jawa Timur itu menegaskan, Muslimat NU secara institusi tidak akan berpihak alias netral.

"Tidak, ya secara personal itu adalah bagian dari afiliasi personal, secara institusional tidak," katanya.

Khofifah enggan berkomentar saat ditanya awak media terkait namanya yang masuk daftar cawapres Anies Baswedan.

Gelaran Harlah ke-77 Muslimat NU ini dihadiri oleh sedikitnya 12.000 orang muslimat dari berbagai desa di Temanggung dan sejumlah pejabat tinggi Temanggung.

Baca Juga: Hasil Survei Anies Baswedan di Peringkat ke-3, Lalu untuk Apa Dijegal?

Halaman:

Editor: Boim Rosadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x