Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar Magelang 2023: Nyawiji Memetri Lestarining Budaya Nusantara

- 18 Juli 2023, 15:07 WIB
Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar Magelang 2023: Nyawiji Memetri Lestarining Budaya Nusantara.
Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar Magelang 2023: Nyawiji Memetri Lestarining Budaya Nusantara. /Boim/KS

KABAR SLEMAN - Keluarga Besar Abdi Gunung Tidar kembali  menggelar Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar 2023 di kawasan Kebun Raya Gunung Tidar Kota Magelang, Selasa, 18 Juli 2023, tepat pada pergantian Tahun Baru Jawa Sultan Agung atau 1 Suro dalam kalender Jawa Sultan Agung.

Tahun ini adalah tahun kedua Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar digelar oleh keluarga juru kunci Gunung Tidar dengan melibatkan masyarakat sekitar, juga berbagai kelompok/komunitas.

Event ini menghadirkan 18 kelompok kesenian rakyat baik lokalan sekitar Gunung Tidar maupun dari beberapa wilayah Magelang, dengan penampilan antara lain Tari Gugur Gunung, Tari Warok, Tari Topeng Ireng, Tari Gedruk dan lain sebagainya.

Baca Juga: MLKI Magelang Dorong Implementasi Permendikbud N0. 27 Tahun 2016

Pagelaran seni budaya tersebut dilangsungkan mulai pukul 10.00 WIB sampai sore, di mana  sebelumnya digelar prosesi kirab sesaji dengan mengarak ogoh-ogoh, 18 tumpeng dan sesaji hasil bumi, juga gunungan produk UMKM mengelilingi wilayah Kelurahan Magersari, dengan rute mulai dari pelataran Gunung Tidar, Jalan Ikhlas, jalan Kahendran dan kembali ke pelataran Gunung Tidar.

Kemudian malam hari, dilaksanakan ritual adat yang dipandu oleh para catrik dari Padepokan Budi Aji Magelang dan diikuti para peserta ritual, dilanjutkan dengan kirab sesaji dari pelataran Gunung Tidar menuju puncak Tidar untuk selanjutnya diadakan prosesi ritual yang dipimpin oleh bu Tijah selaku Juru Kunci Gunung Tidar.

Kegiatan ritual adat ini ditutup dengan prosesi grebeg, yaitu berebut aneka gunungan dan tumpeng oleh para peserta ritual dan pengunjung. Masyarakat Jawa umumnya menyakini prosesi grebeg ini sebagai bagian dari "ngalab berkah".

Baca Juga: LGBT Berkembang di Wonosobo? Dokter SPPD Ungkapkan Hal Ini

Usai kegiatan grebeg, pengunjung dan peserta ritual bisa melanjutkan tirakatan di puncak Tidar sembari menyaksikan penampilan kesenian reog.

Rangkaian kegiatan ini akan ditutup dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon Semar Mbangun Khayangan, oleh dalang Catur Kuncoro.

Selain pertunjukan seni, berbagai produk UMKM Magelang juga bisa ditemui di Event ini. Ada 90 lapak UMKM disediakan untuk para pelaku usaha kecil yang ditata di 3 lokasi di sekitar panggung kesenian.

Inisiator Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar 2023, Agung Nugroho atau akrab disapa Begawan Prabu menjelaskan, Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar 2023 adalah kegiatan yang diadakan secara swadaya atau mandiri oleh Keluarga Besar Abdi Gunung Tidar.

"Seluruh biaya kegiatan 100 persen swadaya, baik melalui iuran antar anggota Abdi Gunung Tidar, sumbangan perseorangan, warga masyarakat dan relasi juru kunci Gunung Tidar juga melalui usaha mandiri berupa jualan kaos, jualan merchandise, dan sebagainya," tandas Prabu.

Baca Juga: Waspada! Modus Baru Penipuan Jual Mobil Orang, Terima Transfer Lalu Menghilang, Marak di Temanggung

Kegiatan digelar secara terbuka untuk umum, baik masyarakat sekitar maupun pengunjung Gunung Tidar dari berbagai daerah, serta berjejaring dengan berbagai komunitas dan paguyuban.

Prabu menjelaskan, maksud dan tujuan kegiatan ini sebagai sarana pelestarian nilai kearifan lokal sebagai bagian dari tradisi masyarakat, dengan harapan bisa menjadi daya tarik potensi wisata budaya dan spiritual Gunung Tidar.

Di sisi lain, melalui kegiatan ini Prabu  berharap kepada pemerintah daerah agar pembangunan dan penataan segala sesuatu di Gunung Tidar itu dilaksanakan seimbang antara aspek komersial, nilai spiritual dan budayanya.

"Selama ini kesannya yang dikejar hanya dari sisi komersial saja. Mempercantik  dengan menata fisiknya, tapi untuk aspek spiritial kurang diperhatikan. Padahal sedari dulu Gunung Tidar sudah menjadi salah satu ikon spiritual Jawa. Ke depan pemerintah daerah juga harus mempertimbangkan aspek spiritual, termasuk melibatkan juru kunci, pemerhati dan pelaku budaya dalam hal penataan dan pengembangan Kebun Raya Gunung Tidar," tutur Prabu yang juga merupakan Sekretaris Umum Dewan Musyawarah Daerah Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa - Indonesia (DMD MLKI) Magelang.

Baca Juga: 200 Biksu Ambil Air Berkah di Umbul Jumprit, Tradisi Umat Budhha Merayakan Tri Suci Waisak

Koordinator Pelaksana Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar 2023, Wahyu menambahkan, kegiatan ini merupakan wujud rasa syukur karena sepanjang tahun telah diberi keberkahan dan keselamatan, mampu melewati banyak hal termasuk masa pandemi Covid-19, sekaligus sebagai doa dan harapan agar tahun-tahun mendatang diberi keberkahan, dan dihindarkan dari mara bahaya.

"Grebag Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar semoga bisa menjadi ikon budaya dan bisa dilaksanakan rutin setiap tahunnya," ucapnya.

Istimewanya, Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar 2023 ini mampu menyatukan seluruh warga Kelurahan Magersari mulai dari anak-anak, remaja sampai orang tua. Hampir semua masyarakat di sekitaran Gunung Tidar menyambut dengan antusias dan terlibat aktif dalam pesta rakyat ini, sedari awal persiapan sampai pelaksanaan. Mereka nyengkuyung (Gotong Royong) menghadirkan event yang diharapkan bisa dihelat secara berkala dan bisa menjadi ikon budaya seputaran Tidar.

Baca Juga: Jateng Klaim Harkitnas Momentum Kebangkitan dan Akselerasi Indonesia Emas 2045

Tidak hanya warga sekitar Gurung Tidar, beberapa komunitas seperti BARA, Magelang Independent Resque, Paksikaton, BARET, SEKAL, FKPM, PAKUDAYAMULIA juga ikut terlibat dalam kegiatan ini, di samping dukungan dari TNI, POLRI, UPT Kebun Raya Gunung Tidar, PMI, Dishub, Satpol PP, dan unsur Pemerintah Magelang lainnya.

Tentu saja hal itu sesuai dengan Tema kegiatan Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar 2023 adalah yakni "Nyawiji Memetri Lestarining Budaya Nusantara Kanthi Guyub Rukun Saiyeg Saekapraya Adhedasar Pancasila Minangka Jati Dirining Bangsa" (Bersatu Memelihara Kelestarian Budaya Nusantara dengan Guyub Rukun Berlandaskan Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa). ***

 

Editor: Boim Rosadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x