Kemdikbudristek Upayakan Buku Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Masuk Sekolah-Sekolah

- 22 Juli 2023, 12:13 WIB
Sarasehan Kebudayaan “Pemenuhan Hak Konstitusional Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa” sebagai rangkaian dari kegiatan Festival Budaya Spiritual, di Loji Gandrung, Surakarta, Jawa Tengah.
Sarasehan Kebudayaan “Pemenuhan Hak Konstitusional Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa” sebagai rangkaian dari kegiatan Festival Budaya Spiritual, di Loji Gandrung, Surakarta, Jawa Tengah. /Prabu/

KABAR SLEMAN – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) tengah menyiapkan Buku Pedoman Teknis Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME) sekaligus mengawal ketersediaan kurikulum yang sesuai.

Hal itu dilakukan sebagai upaya percepatan layanan pendidikan bagi penghayat kepercayaan.

"Kami juga bekerja sama dengan Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, serta Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan untuk pembuatan buku teks kepercayaan terhadap Tuhan YME serta pembinaan guru dan tenaga pendidik kepercayaan terhadap Tuhan YME," kata Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kemdikbudristek, Syamsul Hadi, dalam Sarasehan Kebudayaan di Loji Gandrung, Surakarta, Jawa Tengah belum lama ini.

Baca Juga: Bule Amerika Ikuti Prosesi Napak Tilas Spiritual Penghayat Kepercayaan di Makam Raden Mas Said Karanganyar

Lebih lanjut, Syamsul mengatakan bahwa Kemendikbudristek juga telah memberikan layanan-layanan melalui pertemuan juga sarasehan untuk lebih mengangkat peran penghayat kepercayaan di tengah masyarakat. 

Selain itu, ada juga layanan pendaftaran dan penerbitan inventarisasi lembaga kepercayaan terhadap Tuhan YME yang bisa dimanfaatkan oleh penghayat kepercayaan juga layanan pendaftaran dan penerbitan Surat Keterangan Pemuka Penghayat yang berhubungan dengan perkawinan penghayat sebagai bagian dari Layanan Administrasi Kependudukan.

“Dalam mengapresiasi perjuangan para penghayat kepercayaan, kami juga memberikan penghargaan di bidang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk mereka yang mempunyai peran aktif untuk penghayat kepercayaan,” imbuh Syamsul.

Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Kemendikbudristek, Muhammad Adlin Sila menambahkan, eksklusivisme menjadi salah satu penyebab terputusnya komunikasi antara penghayat kepercayaan dengan masyarakat umum juga pemerintah.

Baca Juga: Kemendikbudristek Secara Simbolis Serahkan KTP Penghayat Kepercayaan dalam Gelaran Festival Budaya Spiritual

Di sisi lain, sosialisasi kebijakan terkait penghayat kepercayaan di tubuh pemerintah juga banyak mengalami kendala. Karnanya sangat dibutuhkan peran aktif penghayat kepercayaan dalam upaya implementasi kebijakan-kebijakan terkait penghayat kepercayaan.

Halaman:

Editor: Boim Rosadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x