Tampilan Google Doodle Hari Ini: Peringati International Women's Day 2024, Simak Kilas Baliknya

8 Maret 2024, 05:30 WIB
Tampilan Google Doodle Hari Ini: Peringati International Women's Day 2024. /Google/

KABAR SLEMAN - Tampilan beranda Google Doodle hari ini, Jumat, 8 Maret 2024, tidak seperi biasanya. Rupanya, melalui beranda awalnya, Google turut memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day 2024.

Bagi pengguna internet yang mengakses mesin pencari ‘Google’ hari ini akan mendapati sebuah ilustrasi yang menggambarkan sejarah Hari Perempuan Internasional dan beranekaragam profesi yang dilakoni oleh perempuan di seluruh dunia.

Menurut keterangan resmi Google, dalam bingkai Doodle hari ini, digambarkan beberapa sorotan dari sejumlah area di mana wanita di seluruh dunia mendukung satu sama lain untuk memajukan dan memperbaiki kualitas hidup sesama wanita.

Baca Juga: Peringati Tahun Kabisat 29 Februari, Google Doodle Tampilkan Katak Lompat

Perempuan dalam posisi berpengaruh yang mengadvokasi kemajuan lintas isu sentral bagi kehidupan, perempuan yang berkumpul untuk mengeksplorasi, belajar, dan memperjuangkan hak-hak mereka, hingga perempuan yang merupakan sistem pendukung penting satu sama lain dalam keibuan.

Meski berbeda-beda, Google Doodle menyiratkan, wanita-wanita itu saling mendukung satu sama lain, untuk maju dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Hari Perempuan Internasional sendiri diperingati dan dirayakan setiap tanggal 8 Maret. Perayaan ini bertujuan untuk menghargai prestasi para perempuan serta untuk memperjuangkan kesetaraan bagi seluruh perempuan di seluruh dunia.

Menurut laman resmi International Women's Day, Hari Perempuan Internasional bermula dari aksi demo 15.000 perempuan di New York, Amerika Serikat pada tahun 1908.

Baca Juga: Ikut Rayakan Pemilu 2024, Google Doodle Hari Ini Tampilkan Gambar Kotak Suara Merah Putih

Belasan ribu perempuan tersebut menyuarakan hak tentang peningkatan standar upah dan pemangkasan jam kerja.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1910, pemimpin 'Kantor Perempuan' Clara Zetkin mengajukan gagasan untuk menetapkan Hari Perempuan Internasional.

Gagasan itu menyarankan setiap negara merayakan satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi tuntutan perempuan. Konferensi Perempuan yang terdiri lebih dari 100 perempuan dari 17 negara menyetujuinya.

Flashback Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD).

Perayaan IWD dimulai pada 1908 ketika 15.000 perempuan melakukan aksi demo di New York, Amerika Serikat, menyuarakan hak mereka tentang peningkatan standar upah dan pemangkasan jam kerja.

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini Tampilkan Ilustrasi Aminah Cendrakasih, Ini Profilnya

Dua tahun kemudian di tahun 1910, Pemimpin 'Kantor Perempuan' Clara Zetkin mengajukan sebuah gagasan untuk menetapkan Hari Perempuan Internasional yang menyarankan setiap negara merayakan satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi tuntutan perempuan.

Gagasan itu disetujui Konferensi perempuan dari 17 negara yang beranggotakan total 100 perempuan. Sehingga disepakati 19 Maret 1911 sebagai perayaan pertama Hari Perempuan Internasional di Austria, Jerman, Denmark dan swiss. Pergerakan perempuan di Rusia menggelar aksi damai menentang Perang Dunia I pada 8 Maret 1913. Setahun kemudian, perempuan di seantero Eropa menggelar aksi yang sama di tanggal yang sama.

Di era Perang Dunia II, 8 maret digunakan seluruh dunia sebagai momentum advokasi keserataan gender. Tanggal 8 Maret kemudian diakui keberadaannya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1975. Pada 2011, mantan Presiden AS Barack Obama menetapkan Maret Sebagai Bulan sejarah perempuan.

Di masa sekarang, gagasan dan konsep tentang kesetaraan gender kini bukan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan. Kini, perempuan memiliki kesempatan untuk berada di pemerintahan, kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif, dan apresiasi terhadap pencapaian mereka di berbagai bidang.

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini Tampilkan Kapal Pinishi asal Sulawesi yang menjadi Warisan Budaya Indonesia

Akan tetapi, masih terdapat sejumlah benang kusut permasalahan perempuan yang belum terpecahkan, seperti masih adanya ketidaksetaraan upah antara perempuan dan laki-laki, juga kasus-kasus kekerasan domestik yang lebih dominan dialami perempuan.

Namun demikian perbaikan dan perubahan besar telah dilakukan. Perempuan kini bisa menjadi astronot, perdana menteri, memperoleh pendidikan tinggi, bebas untuk bekerja dan memiliki keluarga, serta memiliki kebebasan untuk memilih tujuan hidupnya.

Hari perempuan bukan hanya sekadar seremonial belaka, perayaan hari perempuan harus bisa dimaknai lebih terutama bagi kamu perempuan. Para perempuan terdahulu yang sudah lebih dulu memperjuangkan kesetaraan kamu wanita tak hanya berkorban tenaga bahkan diri mereka sendiri pun dikorbankan demi kesetaraan hak para kaum perempuan.***

Editor: Boim

Tags

Terkini

Terpopuler