Google Doodle Peringati Hari Perempuan Internasional 2023, Simak Sejarah Lahirnya IWD

8 Maret 2023, 07:19 WIB
Google Doodle Peringati Hari Perempuan Internasional 2023, Simak Sejarah Lahirnya IWD. /Tangkapan Layar/Google

KABAR SLEMAN - Google memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day 2023 melalui Google Doodle, Rabu 8 Maret 2023.

Bagi pengguna internet yang mengakses mesin pencari ‘Google’ hari ini akan mendapati sebuah ilustrasi yang menggambarkan sejarah Hari Perempuan Internasional dan beranekaragam profesi yang dilakoni oleh perempuan di seluruh dunia.

Menurut keterangan resmi Google, dalam bingkai Doodle hari ini, digambarkan beberapa sorotan dari sejumlah area di mana wanita di seluruh dunia mendukung satu sama lain untuk memajukan dan memperbaiki kualitas hidup sesama wanita.

Baca Juga: Satgas Pamtas RI-Malaysia Amankan 20,8 Kg Paket Sabu Tak Bertuan di Jalur Lintas Batas

Perempuan dalam posisi berpengaruh yang mengadvokasi kemajuan lintas isu sentral bagi kehidupan, perempuan yang berkumpul untuk mengeksplorasi, belajar, dan memperjuangkan hak-hak mereka, hingga perempuan yang merupakan sistem pendukung penting satu sama lain dalam keibuan.

Meski berbeda-beda, Google Doodle menyiratkan, wanita-wanita itu saling mendukung satu sama lain, untuk maju dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Hari Perempuan Internasional sendiri diperingati dan dirayakan setiap tanggal 8 Maret. Perayaan ini bertujuan untuk menghargai prestasi para perempuan serta untuk memperjuangkan kesetaraan bagi seluruh perempuan di seluruh dunia.

Baca Juga: Terungkap Fakta Indomie Versi Indonesia Lebih Lezat Dibanding di Negara Lain, Ternyata Karena Ini

Menurut laman resmi International Women's Day, Hari Perempuan Internasional bermula dari aksi demo 15.000 perempuan di New York, Amerika Serikat pada tahun 1908.

Belasan ribu perempuan tersebut menyuarakan hak tentang peningkatan standar upah dan pemangkasan jam kerja.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1910, pemimpin 'Kantor Perempuan' Clara Zetkin mengajukan gagasan untuk menetapkan Hari Perempuan Internasional.

Gagasan itu menyarankan setiap negara merayakan satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi tuntutan perempuan. Konferensi Perempuan yang terdiri lebih dari 100 perempuan dari 17 negara menyetujuinya.

Baca Juga: Tradisi Masyarakat Menjelang Ramadhan, Yang Terakhir Ini Jarang Tahu 

Kilas Balik Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD). 

Perayaan IWD dimulai pada 1908 ketika 15.000 perempuan melakukan aksi demo di New York, Amerika Serikat, menyuarakan hak mereka tentang peningkatan standar upah dan pemangkasan jam kerja.

Dua tahun kemudian di tahun 1910, Pemimpin 'Kantor Perempuan' Clara Zetkin mengajukan sebuah gagasan untuk menetapkan Hari Perempuan Internasional yang menyarankan setiap negara merayakan satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi tuntutan perempuan.

Gagasan itu disetujui Konferensi perempuan dari 17 negara yang beranggotakan total 100 perempuan. Sehingga disepakati 19 Maret 1911 sebagai perayaan pertama Hari Perempuan Internasional di Austria, Jerman, Denmark dan swiss. Pergerakan perempuan di Rusia menggelar aksi damai menentang Perang Dunia I pada 8 Maret 1913. Setahun kemudian, perempuan di seantero Eropa menggelar aksi yang sama di tanggal yang sama.

Baca Juga: Ganjar-Erick, Duet Capres dan Cawapres Sesuai Aspirasi Publik, Begini Kata Pengamat

Diera Perang Dunia II, 8 maret digunakan seluruh dunia sebagai momentum advokasi keserataan gender. Tanggal 8 Maret kemudian diakui keberadaannya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1975. Pada 2011, mantan Presiden AS Barack Obama menetapkan Maret Sebagai Bulan sejarah perempuan.

Di masa sekarang, gagasan dan konsep tentang kesetaraan gender kini bukan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan. Kini, perempuan memiliki kesempatan untuk berada di pemerintahan, kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif, dan apresiasi terhadap pencapaian mereka di berbagai bidang.

Akan tetapi, masih terdapat sejumlah benang kusut permasalahan perempuan yang belum terpecahkan, seperti masih adanya ketidaksetaraan upah antara perempuan dan laki-laki, juga kasus-kasus kekerasan domestik yang lebih dominan dialami perempuan.

Baca Juga: Dorong Program EBT, Ganjar Pasang PLTS di Pesantren dan Sekolah

Namun demikian perbaikan  dan perubahan besar telah dilakukan. Perempuan kini bisa menjadi astronot, perdana menteri, memperoleh pendidikan tinggi, bebas untuk bekerja dan memiliki keluarga, serta memiliki kebebasan untuk memilih tujuan hidupnya.

Hari perempuan bukan hanya sekadar seremonial belaka, perayaan hari perempuan harus bisa dimaknai lebih terutama bagi kamu perempuan. Para perempuan terdahulu yang sudah lebih dulu memperjuangkan kesetaraan kamu wanita tak hanya berkorban tenaga bahkan diri mereka sendiri pun dikorbankan demi kesetaraan hak para kaum perempuan.***

Editor: Boim Rosadi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler