Bulan Ramadan dan Lebaran, Kebutuhan Cabai di Sleman Diprediksi Aman

1 Maret 2023, 18:19 WIB
Panen raya cabai di kabupaten Sleman /Dinas Pertanian, Pangan dan Pertanian (DPPP) Sleman /Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Sleman

KABAR SLEMAN—Suplai cabai di wilayah Sleman khususnya menjelang Bulan Suci Ramadan dan Lebaran atau Idul Fitri, diperkirakan aman. Produksi cabai di Sleman diperkirakan bahkan berlebih, sehingga siap dikirim ke luar daerah termasuk memenuhi kebutuhan di Jakarta.

Sebagai salah satu sentra produksi cabai nasional, Kabupaten Sleman pada tahun 2022 berhasil memproduksi 11.406,6 ton atau naik sebesar 14,947% dari produksi cabai tahun 2021 yang mencapai 9.923,3 ton. Produksi cabai tersebar di 17 kapanewon dengan daerah sentra produksinya berada di Kapanewon Ngaglik, Pakem, Ngemplak, Turi, Sleman dan Tempel.

Jenis cabai yang berkembang di Kabupaten Sleman adalah cabai rawit dan cabai keriting. Berdasarkan data produksi tahun 2022 tersebut, komposisi cabai rawit mencapai 6.509,3 ton (57,07%) dan cabai keriting sebesar 4.897,3 ton (42,93%).

Baca Juga: Laga Perdana Piala Asia U-20, Garuda Muda Tak Bisa Turunkan Kekuatan Penuh

“Cabai di Kabupaten Sleman relatif aman sepanjang tahun, rata-rata per bulan ada lahan cabai 300 ha. Adanya pasar lelang dan titik kumpul dirasa sangat bermanfaat bagi petani cabai. Produksi cenderung stabil sebagai dampak dari penerapan pola tanam,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Sleman, Suparmono, Selasa (28/2/2023).

Suparmono menjelaskan, data dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menunjukkan, perkiraan produksi cabai rawit di Bulan Puasa sampai Idul Fitri sebesar 350 ton. Sedangkan cabai besar termasuk cabai keriting mencapai 542 ton, yang sudah melebihi konsumsi Sleman. Prediksi ini didasari luas tanam di bulan November-Desember 2022.

Selain itu, keberadaan pasar lelang dan titik kumpul cabai berperan penting bagi petani dalam meningkatkan posisi tawar.

“Di titik kumpul ini, ada sekitar lebih dari 1 ton cabai per hari. Perkiraan saya, di Bulan Ramadan dan mendekati Idul Fitri, bisa lebih dari 2 ton per hari. Itu baru 1 titik kumpul, belum termasuk titik kumpul yang lain,” jelas Suparmono.

Baca Juga: Pelanggan PLN yang Tewas Karena Kesetrum Bisa Klaim Asuransi, Ini Syaratnya

Suparmono menuturkan, bahwa titik kumpul ini adalah tempat singgah sementara untuk cabai, sebelum dikirim ke pembeli yang sudah memenangi lelang. Cabai hasil lelang rata-rata dikirim ke beberapa pasar induk di Jakarta.

“Titik kumpul ini menaungi hasil panen dari 3.000 petani lebih, dengan rata-rata lahan 500-1.000 m2,” imbuhnya.

Dalam rangka mendukung ketersediaan produksi cabai, di tahun 2023 ini Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman melaksanakan 30 kali Sekolah Lapang Budidaya Cabai. Setiap pelaksanaan, dikembangkan 1,25 ha lahan cabai.

“Tujuan dari pelaksanaan sekolah lapang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani sejak dari proses produksi hingga pemasaran hasil,” ujar Suparmono lagi.

Cara penanggulangan hama dan penyakit tanaman menjadi bagian materi yang sangat penting pada sekolah lapang yang dilaksanakan. Menurut Suparmono, pengendalian hama dan penyakit ini akan lebih efektif dan efisien apabila dilaksanakan sedini mungkin. Diantaranya dimulai dengan pengolahan tanah yang baik dan benar.

Baca Juga: Rafael Alun Trisambodo Penuhi Panggilan KPK di Gedung Merah Putih, Klarifikasi Soal Kejanggalan Harta

“Sumber serangan hama dan penyakit pada tanaman cenderung ditimbulkan dari dalam tanah, sehingga penyiapan lahan yang tepat diharapkan mampu meminimalisir serangan organisme pengganggu tanaman,” katanya memberi penujelasan.

Beberapa langkah yang perlu dilaksanakan dalam pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai, diantaranya adalah menjaga kebersihan lahan, melakukan pengamatan perkembangan hama dan penyakit secara rutin di lahan pertanaman, melakukan tindakan sesegera mungkin apabila tanaman teridentifikasi terserang hama dan penyakit, menggunakan pestisida tepat waktu, sasaran, cara dan dosis (mengutamakan pestisida nabati yang ramah lingkungan), penggunaan likat kuning dan antraktan lalat buah, serta melakukan pengamatan dan pengulangan penyemprotan apabila terjadi serangan dengan intensitas sedang dan berat.

Baca Juga: Waspada, Beredar Pesan tentang Bantuan Pembangunan Masjid Mengatasnamakan Pejabat Sleman

“Dengan kegiatan ini diharapkan produksi cabai di Kabupaten Sleman lebih meningkat, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih dalam rangka penyediaan kebutuhan cabai nasional,” pungkas Suparmono. ***

 

Editor: Diasta Rama

Tags

Terkini

Terpopuler