“Jadi kentongan ini selain fungsional, juga bisa menjadi hiasan pemanis rumah. Menjadi cinderamata bernilai dari Jogja yang kental dengan seni dan budayanya. Lebih bernilai lagi, karena ini adalah karya warga binaan kami,” kata Rubi.
Kasie Binadik dan Giaja Lapas Kelas 2 Cebongan, Ady Saputra menambahkan, aktivitas membuat kentongan kayu bermotif wayang ini sudah cukup lama dilakukan. Keterampilan ini, menjadi salah satu program Lapas Kelas 2 Cebongan, guna memberikan bekal kepada warga binaan selama mereka menjalani masa hukuman.
Diharapkan, dengan bekal keterampilan yang dimiliki, saat menghirup udara bebas nanti mereka bisa langsung berkarya di luar lapas dan menjalani kehidupan bersama masyarakat dengan baik.
“Ya meski dengan berbagai keterbatasan, warga kami memiliki aktivitas positif. Kami juga bersyukur, karya mereka dihargai dengan keluarnya hak paten. Bahkan kentongan bermotif wayang ini sudah ekspor ke sejumlah negara. Selain Australia, juga ke Myanmar, Thailand, Jepang dan bahkan Belanda. Kentongan miniatur, juga menjadi cinderamata khas Lapas Kelas 2 Cebongan, yang kami berikan ketika ada kunjungan atau tamu yang datang ke sini,” kata Ady. (***)