Kentongan Wayang, dari Lapas Cebongan hingga Pasar Ekspor

- 17 Februari 2023, 06:50 WIB
kentongan bermotif wayang tergantung di ruang workshop Lapas Cebongan
kentongan bermotif wayang tergantung di ruang workshop Lapas Cebongan /kabarsleman.com/Diasta Rama

Kabar Sleman.Com—Ketelatenan Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sleman, tak bisa dipandang sebelah mata. Banyak karya yang mereka hasilkan selama menjalani masa hukuman di dalam penjara. Salah satunya, adalah kentongan wayang atau lebih tepatnya ketongan bermotif wayang.

Kentongan wayang ini, layaknya kentongan pada umumnya, berbahan kayu. Bedanya, di tangan telaten sejumlah warga binaan Lapas Kelas II Cebongan Sleman, sarana komunikasi tempo dulu ini bisa tampil jauh lebih apik. Unik, menarik dan sudah pasti akan memberikan nilai tersendiri bagi para penyuka barang yang mulai langka, tapi memiliki rasa seni.

Seperti saat www.kabarsleman.com mendapat kesempatan melihat workhsop yang ada di bagian dalam Lapas Kelas II B Sleman (Lapas Cebongan-red). Melihat deretan balok kayu warna warni yang tergantung di ruang workshop ini, sekilas tak akan menyangka kalau itu adalah kentongan. Pandangan akan lebih terpaku pada tokoh perwayangan yang terlukis indah di permukaan kayu. Baru, ketika tangan meraba ke sekeliling, akan ditemui lubang memanjang dari bawah ke atas, yang menjadi ciri khas sebuah kentongan.

“Iya, rata-rata tamu yang melihatnya bahkan menjadi enggan untuk mencoba memukul kentongan ini. Sayang kalau merusak warna cat katanya. Padahal, kami sudah menyiapkan bagian tertentu dari kentongan ini untuk dipukul, tanpa khawatir akan merusak permukaan kentongan yang kami bikin,” kata Dwi Handoko, warga binaan Lapas Cebongan suatu ketika.

seorang warga binaan Lapas Cebongan sedang melukis wayang di sebuah kentongan
seorang warga binaan Lapas Cebongan sedang melukis wayang di sebuah kentongan Diasta Rama

Handoko tidak sendirian membuat kentongan bermotif wayang ini. Ia bekerjasama dengan sejumlah warga binaan lainnya. Ada yang tugasnya mengamplas kayu, dan ada juga yang bertugas untuk membuat pola. Kemudian, warga binaan lain meneruskannya memahat atau mengukir permukaan kayu, mengikuti pola tokoh pewayangan yang sudah ditentukan. Setelah jadi, maka Dwi Handoko akan melakukan pengecatan, sehingga motif wayang di permukaan kentongan lebih terlihat dan menarik.

Berbagai variasi ukuran dan model atau motif wayang sudah tercipta dari tangan terampil dan kekompakan Dwi Handoko dan teman-temannya. Ukuran paling besar, berukuran panjang 90 cm hingga 1 meter. Kentongan ini memiliki diameter sekitar 70 cm. Kemudian ada juga yang berukuran paling kecil sepanjang 50 cm dan diameter 25 cm. Yang besar dijual dengan harga Rp 450 ribu, sedangkan yang kecil Rp 200 ribu.

“Kami juga membuat kentongan miniatur mas. Lebih kecil lagi. Untuk warna, motif wayang dan ukuran bisa custom. Yang mau pesan tinggal request saja seperti apa yang diinginkan, maka akan kita buatkan,” lanjut Handoko, pria setengah baya yang terlihat masih gagah dan sangat sopan ini.

Rubiyanta selaku Kasubsi Bimker Lapas Kelas 2 Cebongan, yang saban hari menemani warganya beraktivitas mengungkapkan, kentongan buatan warganya adalah barang istimewa. Bukan saja karena bahannya pilihan, yakni kayu nangka yang sudah cukup tua, tapi juga ukiran motif wayang yang menghiasi. Kentongan bermotif wayang, saat ini tiada duanya di dunia. Bahkan sekarang sudah memiliki hak paten.           

Yang menarik, motif wayang yang terukir di kentongan kayu ini, apik terpahat di permukaan kayu yang relatif sempit dan melingkar. Namun, gambar wayangnya masih terlihat cukup jelas saat kentongan digantungkan.

Halaman:

Editor: Diasta Rama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x