Turis Amerika Kagumi Museum Situs Lubang Tambang Batubara Soero Sebagai Warisan Dunia UNESCO

25 Juni 2024, 10:13 WIB
Riley Buchanan (kanan), Tim Amanns (kiri) dan Kate Berton (tengah). Turis asal negara bagian Tennessee Amerika Serikat ini puas berkunjung ke destinasi heritage Sawahlunto /Pikiran Rakyat/PRMN/Kabar Sleman/Indra Yosef//

KABAR SLEMAN - Riley Buchajan, menikmati liburannya ke Sawahlunto kota wisata tambang, bersama kerabatnya Tim Amanns dan Kate Berton. Tiga warga negara bagian Tennessee Amerika Serikat ini datang jauh-jauh untuk melihat little Dutch jejak Belanda di tambang batubara Ombilin.

Riley Buchajan adalah pensiunan pegawai pemerintahan setempat, Tim Ammans merupakan pengusaha dan pebisnis aksesories mobil, sedangkan Kate Berton adalah guru matematika disebuah sekolah di Tennessee, kota terpadat negara bagian yang terletak di wilayah tenggara Amerika Serikat.

"This is our first time in West Sumatra, the first thing we visited was the Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto. a historic underground coal mining town recognized as a UNESCO World Heritage site" ungkapnya saat disapa Pikiran Rakyat PRMN kabarsleman.com di Infobox Museum Situs Lubang Tambang Batubara Soero (MSLTBS), Sabtu, 22 Juni 2024.

Kehadiran ketiga bule ini menambah deretan banyaknya turis asing dari berbagai negara berkunjung ke destinasi wisata sejarah penambangan batubara tertua di Asia ini. Padahal, orang mengidolakan Bali sebagai destinasi utama, tapi bagi pria dan gadis Amerika ini lebih memilih Sawahlunto a little Dutch era Hindia Belanda karena menarik minatnya menengok tambang bawah tanah. "very fun and memorable. Thank You" ucap Kate Berton.

Museum Situs Lubang Tambang Batubara Soero (MSLTBS), Soero Coal Mining Tunnel Site Museum, destinasi sejarah warisan tambang batubara Ombilin berada di Kelurahan Tanahlapang, Kecamatan Lembahsegar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

Bekas tambang batubara bawah tanah ini paling disukai dikalangan wisatawan pecinta sejarah masa lampau yang masih terawat baik dan tidak di operasikan lagi, tetapi sudah direstorasi sebagai objek wisata heritage bersejarah yang sudah ditetapkan 6 Juli 2019 di Azerbaijan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.

MSLTBS merupakan bekas lokasi penambangan batubara bawah tanah tertua satu-satunya yang ada di Indonesia, bahkan di Asia. Tidaklah mengherankan MSLTBS ini selalu diminati dan ramai dikunjungi kalangan lembaga pendidikan, peneliti, dan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Jarak Dari Bandara BIM Pariaman

Jejak warisan tambang batubara Ombilin Sawahlunto masih terlihat sebagian dengan masih menjulangnya ke langit kantor pusat tambang Ombilin dan loko dan gerobak angkut batubara di Museum Tambang Bukit Asam UPO.

Lokasi strategis ini bisa di capai sekitar 3 jam dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman dengan melewati Kota Padang, Indarung, Solok dan Muarokalaban sejauh 104 km dengan melewati pemandangan yang indah disepanjang jalan, ada sawah, hutan dan panorama alam yang menyejukkan mata.

Bisa juga melewati Sicincin, Kayutanam, Padangpanjang, Batusangkar, Padangganting, dan Talawi, disuguhi air mancur Lembah Anai, istano Pagaruyung, dan makan pahlawan nasional Prof.Muhammad Yamin. Rute jalan nasional ini sementara waktu belum bisa dilewati karena terputus akibat air bandang bulan lalu. Rencananya, jalur ini sudah bisa dilewati Juli 2024 depan.

Berapa tiket masuk ke destinasi ini ? Hanya dibandrol Rp 15 ribu per orang  untuk wisatawan domestik, khusus  wisman diberlakukan harga tiket resmi senilai Rp 50 ribu per orang, karena saat ini tiket seharga Rp 50 ribu belum dicetak oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD) maka harga tiket terpaksa sama dengan wisatawan domestik.

MSLTBS mulai di operasikan  pemerintah Hindia Belanda tahun 1898, kemudian  ditutup tahun1930 karena mengalami kebanjiran sebab lokasinya sangat dekat dengan bibir sungai Batang Lunto. Pada tahun 2003-2008 kembali dibuka oleh Walikota  2003- 2008 Amran Nur setelah adanya kajian kelayakan tambang bika dibuka untuk  kepentingan dunia pendidikan, serta destinasi wisata sejarah.

MSLTBS aman pagi pengunjung karena setiap hari petugas melakukan uji emisi gas methane sehingga tambang ini layak dijadikan sebagai destinasi keluarga, dunia pendidikan , penelitian dan lainnya.

Ada catatan khusus untuk pengelola MSLTBS yaitu, tidak terlihat adanya buku tamu dan catatan serta komentar yang di isi para wisatawan, apalagi para turis asing. Mereka datang, beli tiket, masuk lubang, kemudian keluar lubang, lalu diberikan sertifikat dan setelah itu mereka berlalu begitu saja. Hal seperti ini terjadi di semua destinasi museum yang ada di Sawahlunto.

Pada hal jejak-jejak bule dan wisatawan nasional tersebut selain bisa untuk kontak ulang juga bisa menginspirasi dan berbagi cerita ke pengunjung lainnya untuk ramai-ramai ke Sawahlunto.***

Editor: Indra Yosef

Tags

Terkini

Terpopuler