KABAR SLEMAN - Situs Kerkhoff Dutch, atau Pemerintah Belanda menyebut Europ Begraff Plaat, makam Belanda satu-satunya yang masih ada di Pulau Sumatera setelah Kerkhoff terbesar Peucut di Aceh masih terlihat kokoh menjulang ke langit kota tambang Sawahlunto, Sumatera Barat.
Kuburan khusus pejabat perwakilan pemerintahan dan pekerja tambang batubara Ombilin di era penjajahan Hindia Belanda yang berada di Kelok Cendol, Kelurahan Lubangpanjang, Kecamatan Barangin, tersebut merupakan kuburan asing yang ditetapkan sebagai situs cagar budaya dan dilindungi Pemerintah RI.
Beda dengan Kerkhoff Peucut Aceh, merupakan makam tentara KNIL Belanda yang mati terbunuh oleh para pejuang pribumi negeri berjuluk "Seuramo Mekkah" atau Serambi Mekkah ini pada perang Aceh dalam rentang waktu tahun 1873 hingga 1904. Terletak di Jalan Teuku Umar, Kampung Sukaramai, Banda Aceh.
Sedangkan Kerkhoff Dutch Sawahlunto adalah kuburan orang-orang Belanda yang semasa hidupnya beraktifitas di tambang batubara Ombilin, dan lokasi pemakaman ini dibangun tahun 1902 kemudian ditetapkan sebagai situs cagar budaya tahun 2007.
Orang Belanda pertama yang dikubur disini adalah seorang bocah bernama Jan Walraven Borst lahir di Sawahlunto 5 May 1902 dan wafat tanggal 12 September 1902. Setelah itu disusul dengan warga yang meninggal lainnya hingga berjumlah seratusan orang, kuburan yang masih utuh ditemukan sekitar 94 kuburan.
Selain mayoritasnya dari kalangan Belanda, tapi juga disisipkan beberapa makamnya orang Jepang, dan seputar komplek ini juga ada makam yang berasal dari kalangan warga Indonesia beragama Kristen dan Katolik, seperti dari suku Batak dan Ambon.
Turis Eropa Mulai Ramai ke Sawahlunto
Kerkhoff Dutch pemugarannya di lakukan oleh Badan Cagar Budaya (BPCB) Sumbar pada tahun 2017. Tujuan pemugaran untuk melindungi situs Cagar Budaya ini dari tangan-tangan jahil sehingga Kota Sawahlunto sebagai bagian dari Warisan Tambang Ombilin yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO tidak kehilangan sejarahnya.
Dengan dilakukannya konservasi dan pemugaran terhadap infrastruktur makam dalam bentuk pembangunan dam beton, pagar, pengecatan makam serta pembersihan lingkungan, telah merubah bentuk makam yang sebelumnya nyaris dibiarkan menyemak dan terbengkalai kini menjadi destinasi potensial bagi wisatawan Eropa khususnya Belanda.