Halal Bihalal Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo: Asal Usul, Sejarah, dan Arti dalam Budaya Indonesia

24 April 2023, 13:22 WIB
Halal Bihalal Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo: Asal Usul, Sejarah, dan Arti dalam Budaya Indonesia. /Screenshot/YouTube Kali Duren Jatiroto

KABAR SLEMAN - Halal bihalal adalah salah satu tradisi budaya yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia, terutama saat momen Lebaran atau Idul Fitri.

Namun, tahukah Anda bahwa tradisi ini sebenarnya sudah ada sejak sekitar abad ke-15 atau zaman Wali Songo, yaitu para tokoh penyebar agama Islam di Indonesia?

 

Asal Usul Halal Bihalal

Secara etimologi, kata "halal bihalal" berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu "halal" dan "bihalal". "Halal" artinya sesuatu yang diizinkan atau diperbolehkan, sedangkan "bihalal" artinya bersih atau suci. Dalam konteks budaya Indonesia, halal bihalal merupakan ajang silaturahmi yang dilakukan setelah menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan.

Baca Juga: Jawaban yang Tepat untuk Ucapan Minal Aidin Wal Faizin: Apa yang Harus Dikatakan? 

Sejarah Halal Bihalal

Sejarah halal bihalal dapat ditelusuri dari zaman para Wali Songo, yaitu tokoh-tokoh yang berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Para wali tersebut juga dikenal sebagai orang yang sangat peduli terhadap silaturahmi dan persaudaraan antar sesama muslim.

Dosen Ilmu Seni dan Budaya Stipram dan Pengasuh Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah Yogyakarta Dr Aguk Irawan LC MA dalam diskusi via WhatsApp, mengungkapkan, pada abad 15 Walisongo sudah memperkenalkan halal bihalal.

Para wali memanfaatkan ritual Darmasunya bagi pemeluk Kapitayan, yang punya tradisi setahun sekali bertemu di tempat lapang untuk saling Sunya (menihilkan kesalahan).

"Istilah halal bihalal sudah ada sejak era Wali Songo. Bacalah Babad Cirebon, Babad Demak, Babad Pasai," kata Aguk Irawan, dikutip dari deskdiy.id, Senin, 24 April 2023.

Baca Juga: Arti dan Makna Ucapan Minal Aidin Wal Faizin dalam Konteks Idul Fitri

Aguk Irawan menjelaskan, sejarah halal bihalal di Indonesia yang diperkenalkan oleh Wali Songo terdapat pada manuskrip-manuskrip kuno. Misalnya ada pada Suluk Ibrahim Asmaraqondi, MS KBG 194.

"Suluk ini tersimpan di Museum Sonobudoyo 2 Yogyakarta. Ini naskah abad 16. Ada bab Darmasunya diganti dengan halal bihalal. Selain itu Ada juga di Babad Cirebon abad 17 versi Pegon," ujarnya.

Dalam kitab Babad Tanah Jawi, terdapat cerita bahwa pada zaman Wali Songo, setelah selesai menunaikan ibadah puasa, mereka akan berkumpul dan saling bersilaturahmi. Selain itu, mereka juga sering membahas berbagai masalah yang dihadapi oleh umat Islam saat itu dan mencari solusi bersama.

Baca Juga: Puasa Syawal: Hukum dan Tata Cara Pelaksanaan Lengkap Beserta Doa Niat Arab, Latin, dan Artinya 

Arti Penting Halal Bihalal

Halal bihalal memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Selain sebagai ajang silaturahmi dan mempererat hubungan antar sesama muslim, halal bihalal juga menjadi wadah untuk berbagi informasi dan membahas berbagai masalah yang dihadapi oleh umat Islam.

Selain itu, tradisi halal bihalal juga menjadi sarana untuk memperkuat rasa persaudaraan dan solidaritas antar umat Islam.

Selain saat momen Lebaran, halal bihalal juga sering dilakukan di berbagai acara atau kesempatan, seperti saat pernikahan, khitanan, atau acara-acara keagamaan lainnya. Tradisi ini pun terus dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia.

Baca Juga: Keistimewaan Puasa Syawal, Mengapa Penting bagi Umat Muslim, Kapan Dilakukan? Temukan Jawabannya di Sini

Kesimpulannya, halal bihalal merupakan tradisi budaya yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan memiliki sejarah yang panjang. Tradisi ini sudah ada sejak zaman Wali Songo, yaitu para tokoh penyebar agama Islam di Indonesia.

Selain sebagai ajang silaturahmi, halal bihalal juga menjadi wadah untuk berbagi informasi dan memperkuat rasa persaudaraan antar umat Islam. Oleh karena itu, tradisi ini harus terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. ***

Editor: Boim Rosadi

Tags

Terkini

Terpopuler