Daryono menjelaskan simulasi dilakukan meliputi tiga aspek utama, yaitu standar operasional prosedur (SOP) peringatan dini, SOP pergerakan perawat, dan SOP evakuasi.
"Para pemangku kepentingan, yang terdiri dari berbagai lembaga dan instansi, telah berkolaborasi untuk merancang skenario-skenario situasional yang mencakup berbagai kemungkinan bencana yang dapat terjadi di wilayah ini," kata Daryono.
Sementara Koordinator BMKG DIY Setyoajie Prayoedhie menyatakan bahwa BMKG Yogyakarta berkomitmen terus berkolaborasi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
"Ini akan memberikan manfaat besar bagi keselamatan dan kesejahteraan penduduk Yogyakarta, menjadikan wilayah ini lebih siap menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi," ujar Setyoajie yang juga Kepala Stasiun Geofisika Sleman ini. ***