Lamang Tungkek Nendang Lidah, Kuliner Khas Nagari Talawi Hanya Ada Saat Lebaran Haji

- 27 Mei 2024, 09:46 WIB
Lamang Batungkek alias lamang haji merupakan kuliner khas Nagari Talawi yang kini diajukan sebagai Warisan Dunia ke UNESCO, makanan khas ini hanya ada ketika lebaran haji dan bahannya pun sederhana cukup dengan gula aren, beras, santan kelapa dan garam secukupnya dengan rasa dan aroma menggiurkan
Lamang Batungkek alias lamang haji merupakan kuliner khas Nagari Talawi yang kini diajukan sebagai Warisan Dunia ke UNESCO, makanan khas ini hanya ada ketika lebaran haji dan bahannya pun sederhana cukup dengan gula aren, beras, santan kelapa dan garam secukupnya dengan rasa dan aroma menggiurkan /Pikiran Rakyat/PRMN/Kabar Sleman/Indra Yosef//

KABAR SLEMAN - Long weekend ditengah kepungan bencana longsor dan banjir di beberapa daerah di Sumatera Barat membuat agenda liburan travelers tertunda. Namun memunculkan ide kreatif seperti dilakukan warga Desa Talawi Hilie, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.

Warga desa 17 kilometer dari pusat kota tua Sawahlunto ini menunda perjalanan wisata mereka yang sudah diagendakan dan menggantinya dengan festival makanan khas asal Talawi bernama "lamang haji" bahkan disebut juga "lamang tungkek".
 
Seorang peserta festival Nursyamsudiar (58), yang terbiasa membuat lamang tungkek kepada Pikiran Rakyat PRMN kabarsleman.com membeberkan, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk makanan khas paling enak ini hanya berupa beras jenis simeru, beras 42, beras kuning aro, beras anak Daro.
 
Kemudian gula aren atau gula enau, santan kelapa, garam. Hanya 4 jenis bahan ini saja yang digunakan untuk membuat lamang tungkek. Tak ada tambahan resep lain, tapi lamang ini bisa tahan hampir satu bulan jika proses pembuatan dan memasaknya baik.
 
Untuk membuat lamang tungkek yang rasanya nendang lidah dengan produksi sekitar 60 biji cukup dengan menyiapkan bahan sebanyak 1 kg gula aren, lalu beras 1 liter beras dan garam secukupnya dan biji kelapa sebanyak 4 butir.
 
Bagaimana cara membuatnya, menurut Nursyamsudiar pertama beras Direndam dulu  selama satu malam, lalu ditumbuk halus hingga jadi tepung. Setelah jadi tepung dijemur (di sangrai) selama satu malam juga lalu di ayak dan ambil bubuk halusnya, kemudian dihampar supaya dingin.
 
Siapkan wadah kuali untuk merebus gula aren (enau), setelah gula aren mencair dan matang jadi manisan aren lalu salin ke sebuah tempat di Talawi disebut canku (wadah) yang sudah di isi dengan tepung beras halus kemudian lakukan aduk seperti membuat adonan yang menyatu antara gula dengan tepung secara merata.
 
Setelah itu siapkan santan parutan kelapa dimasak hingga mendidih sampai mengeluarkan aroma minyak, setelah itu masukan adonan gula tepung yang sudah kental dan tak lengket di media pengaduknya setelah dicampur minyak santan dalam keadaan panas. 
 
Setelah semuanya diaduk merata adonan dibentuk bulat panjang lalu dinginkan dan setelah dingin baru dibungkus pakai daun pisang dan di ikat dengan tali nenas dan tali pisang kalau tak ada boleh pakai tali rafia.
 
Setelah proses ini selesai baru masuk ke proses perebusan atau kukus selama 2 jam, setelah dirasa matang kemudian di dinginkan dengan cara "sangai" atau disangrai dengan cara menggantung dengan tali agar lamangnya kering. Setelah itu lamang haji atau lamang tungkek siap disajikan.
 

Disajikan Hanya Saat Lebaran Haji dan Manjalang Mertua

Lamang tungkek khas Nagari Talawi Sawahlunto
Lamang tungkek khas Nagari Talawi Sawahlunto
 
Lamang tungkek atau lamang haji ini biasanya ada pada saat lebaran haji, dan selalu dihidangkan sebagai menu makanan wajib bagi penyelenggara kurban, dan selalu dihadirkan sebagai salahsatu makanan wajib  jika ingin manjalang (berkunjung) ke rumah mertua. 
 
Menurut ibu Yanti, guru SMK 1 Talawi, dan Marwati staf Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, penganan ini merupakan makanan yang wajib disajikan disaat lebaran haji, tak mengherankan bila lebaran haji datang banyak warga selalu mengirim lamang batungkek ke keluarganya di perantauan.
 
Kepala Desa Talawi Hilie  Pausil Misbah menyebutkan, lamang tungkek merupakan makanan khas Nagari Talawi yang sudah ada sejak lama dan masih tetap dilestarikan di Talawi sebagai muatan lokal dengan cita rasa enak dilidah, manis, dan mengenyangkan.
 
"Ini adalah makanan khas dari Nagori Talawi yang masih kami lestarikan. Melalui festival memasak lamang haji atau batungkek ini akan memberi penyemangat bagi ibu-ibu dalam mempertahankan nilai-nilai budaya dan kuliner yang sudah ada sejak dahulunya ini." Ungkap Pausil
 
Sementara itu Camat Talawi Ucak Hardian mengemukakan, lamang haji atau batungkek sudah didaftarkan untuk diajukan sebagai Warisan Dunia ke UNESCO  sebagai makanan spesifik khas Talawi, yang cara membuat dan pengolahan serta bahan pembuatnya sederhana dan unik tapi bisa tahan selalu satu bulan " ungkap Ucak.
 
Rencananya Iven seperti ini akan dikembangkan terus dari Pekan Budaya Desa Talawi menjadi Pekan Budaya Nagari Talawi, tetapi penyelenggaraannya tetap dilakukan oleh Desa Talawi Hilie. "Insyaalllah perencanaannya sedang kami lakukan untuk tahun mendatang." Tukuknya.
 
Pekan Budaya Desa Talawi Hilie akan ditutup resmi nanti malam, Senin 27 Mei 2024 dengan menampilkan berbagai hiburan budaya rakyat dan pengumuman para pemenang lomba.***
 
 

Editor: Indra Yosef


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah