Mengenal Tembakau Srinthil Temanggung yang Sarat Kisah Sunan Kedu, Penyebar Islam di Lereng Sumbing

- 18 Maret 2023, 11:24 WIB
Panen tembakau di Temanggung.
Panen tembakau di Temanggung. /

 

KABAR SLEMAN - Jika menyebut nama Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah, tentu akan terbersit di benak kita tentang komoditas tembakau dengan kualitas mendunia.

Ya, wilayah ini memang tersohor sebagai kawasan penghasil tembakau dengan kualitas terbaik. Tak ayal, tak sedikit pabrikan rokok besar yang menggunakan bahan utama tembakau yang ditanam dari bumi Temanggung.

Terlepas dari semua itu, ada satu jenis tembakau yang harganya cukup selangit. Namanya Tembakau Srinthil.

Baca Juga: Tips Menurunkan Tekanan Darah Tinggi dan Kolesterol

Wajar, mengingat tembakau tersebut memang kerap digunakan sebagai campuran industri rokok kretek, mengingat jenis srinthil memiliki kadar nikotin cukup tinggi serta aroma yang begitu khas.

Jika membicarakan harga, tak sedikit orang yang dibuat bengong. Saking mahal dan langkanya, jenis yang satu ini amat dinanti kemunculannya oleh para petani.

Sebagai barometer, di setiap musim panen raya tiba, tembakau biasa hanya laku di kisaran Rp30.000 sampai Rp150.000 an per kilogramnya. Namun, untuk jenis srinthil bisa dihargai hingga Rp550.000 bahkan Rp1 juta per kilogramnya.

Tembakau jenis srinthil
Tembakau jenis srinthil

Tembakau srinthil dibilang langka karena jenis ini hanya bisa ditemui di daerah lereng Gunung Sumbing bagian timur seperti Desa Lamuk, Banaran, Tlogomulyo dan Desa Dampit Losari.

Baca Juga: Tips Menabung Harian untuk Masa Depan

 

Asal Usul Tembakau Srinthil

Terkait asal usul yang berkembang di kalangan masyarakat Temanggung, tembakau srinthil sarat akan kisah Sunan Kedu.

Konon, dari hasil pengamatannya saat menyebarkan ajaran Islam di wilayah Sumbing dahulu kala, Sunan Kedu melapor kepada Sunan Kudus jika bibit tembakau tidak bisa ditanam di wilayah yang ia jajaki tersebut.

Sunan Kudus pun melepas hewan capung berwarna emas peliharaannya yang jatuh tepat di lereng Gunung Sumbing, sebelah timur. Lokasi itulah yang sekarang menjadi tempat munculnya tembakau jenis srinthil.

Baca Juga: Kenali Tingkat Kematangan Steak, Mana yang Lebih Sehat Dikonsumsi?

Nama Srinthil sendiri berasal dari kata Sri dan Nginthil. Sri bermakan kesuburan atau keberuntungan. Sedangkan Nginthil berasal dari bahasa Jawa yang berarti mengikuti.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa tembakau jenis ini memuat arti sebagai komoditas yang sarat akan makna kesuburan dan keberuntungan.

Cukup mudah untuk mengenali tembakau srinthil dan membedakannya dengan tembakau pada umumnya. Srinthil mengeluarkan bau yang sangat mirip seperti aroma buah salak, atau sebagian mengklaim seperti aroma busukan sayur.

Sedangkan untuk warnanya sendiri adalah identik kuning kehitaman atau cenderung hitam pekat dan sangat lengket karena kandungan mingsrinya yang jauh lebih tinggi.***

Editor: Boim Rosadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x