Baca Juga: Tips Menabung Harian untuk Masa Depan
Asal Usul Tembakau Srinthil
Terkait asal usul yang berkembang di kalangan masyarakat Temanggung, tembakau srinthil sarat akan kisah Sunan Kedu.
Konon, dari hasil pengamatannya saat menyebarkan ajaran Islam di wilayah Sumbing dahulu kala, Sunan Kedu melapor kepada Sunan Kudus jika bibit tembakau tidak bisa ditanam di wilayah yang ia jajaki tersebut.
Sunan Kudus pun melepas hewan capung berwarna emas peliharaannya yang jatuh tepat di lereng Gunung Sumbing, sebelah timur. Lokasi itulah yang sekarang menjadi tempat munculnya tembakau jenis srinthil.
Baca Juga: Kenali Tingkat Kematangan Steak, Mana yang Lebih Sehat Dikonsumsi?
Nama Srinthil sendiri berasal dari kata Sri dan Nginthil. Sri bermakan kesuburan atau keberuntungan. Sedangkan Nginthil berasal dari bahasa Jawa yang berarti mengikuti.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa tembakau jenis ini memuat arti sebagai komoditas yang sarat akan makna kesuburan dan keberuntungan.
Cukup mudah untuk mengenali tembakau srinthil dan membedakannya dengan tembakau pada umumnya. Srinthil mengeluarkan bau yang sangat mirip seperti aroma buah salak, atau sebagian mengklaim seperti aroma busukan sayur.
Sedangkan untuk warnanya sendiri adalah identik kuning kehitaman atau cenderung hitam pekat dan sangat lengket karena kandungan mingsrinya yang jauh lebih tinggi.***